Libur Sekolah Bikin Harga Ayam Melejit, Begini Cara Sumsel Kendalikan Inflasi

Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mencatatkan inflasi sebesar 0,14 persen (mtm) pada Juli 2025.

Tasmalinda
Senin, 04 Agustus 2025 | 13:21 WIB
Libur Sekolah Bikin Harga Ayam Melejit, Begini Cara Sumsel Kendalikan Inflasi
harga ayam naik saat libur sekolah

SuaraSumsel.id - Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mencatatkan inflasi sebesar 0,14 persen (mtm) pada Juli 2025.

Angka ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 0,08 persen.

Secara tahunan, inflasi Sumsel juga melonjak menjadi 2,88 persen (yoy) dari sebelumnya 2,44 persen.

Meskipun terjadi peningkatan, laju inflasi tersebut masih berada dalam rentang aman target nasional, yakni 2,5 ±1 persen.

Baca Juga:Galeri Tuan Kentang Diserbu Istri Pejabat! Wastra Sumsel Didorong Tembus Pasar Internasional

Kenaikan inflasi ini bukan tanpa sebab. Kepala BI Sumsel, Bambang Pramono mengatakan beberapa komoditas pangan strategis menjadi penyebab kenaikan harga.

Harga bawang merah, tomat, cabai rawit, dan daging ayam ras mengalami kenaikan signifikan pada Juli 2025.

Andil inflasi dari empat komoditas tersebut mencapai 0,25 persen dari total kenaikan bulan Juli.

Kenaikan harga bawang merah dan cabai rawit terutama dipicu oleh cuaca ekstrem dan gangguan pasokan dari daerah sentra produksi.

Sementara harga ayam ras ikut terdorong naik akibat meningkatnya Harga Pokok Penjualan (HPP) jagung, bahan utama pakan ternak, serta lonjakan permintaan selama libur sekolah.

Baca Juga:Selvi Gibran Borong Songket di Palembang, Produk UMKM Sumsel Langsung Ludes

Respons Cepat Pemerintah: Operasi Pasar dan Kerja Sama Antar Daerah

Tak tinggal diam, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumsel segera bergerak. Melalui pendekatan strategi 4K yakni ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif dengan berbagai upaya konkret telah dijalankan.

Langkah nyata tersebut antara lain dilaksanakannya operasi pasar murah di berbagai titik untuk menjaga daya beli masyarakat.

Selain itu, melakukan sidak langsung ke produsen, distributor, dan pasar guna memastikan kesesuaian harga dengan HET.

"Fasilitasi kerja sama antar daerah (KAD) antara Kota Palembang dan Kabupaten Subang demi menjaga suplai pangan strategis," ucapnya.

GSMP 2025: Gerakan Mandiri Pangan yang Inklusif

Bank Indonesia dan Pemprov Sumsel juga menggulirkan program unggulan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) 2025 sebagai langkah jangka menengah dan panjang.

Program ini menyasar berbagai lapisan masyarakat melalui GSMP Menyala (Menyapa Lingkungan Desa), mengedukasi rumah tangga dan Kelompok Wanita Tani (KWT).

GSMP juga Goes to Panti Sosial untuk menjangkau kelompok rentan.

GSMP Goes to Office yang menyasar seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) guna mendorong budidaya pangan mandiri.

Distribusi logistik juga mendapat perhatian serius.

Subsidi biaya angkut diberikan oleh berbagai pihak, termasuk Bank Indonesia, BUMN, BUMD, perbankan, dan swasta.

Di saat yang sama, forum komunikasi lintas sektor diperkuat melalui High Level Meeting (HLM), rapat koordinasi, hingga publikasi informasi ke media.

Ke Depan: Menjaga Inflasi, Mendorong Ketahanan Pangan

Bank Indonesia Sumsel menegaskan komitmennya untuk terus menjaga sinergi dengan pemerintah daerah.

Melalui kolaborasi seperti Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan GSMP, diharapkan inflasi tetap terjaga dalam koridor yang ditetapkan.

Tak hanya itu, strategi ini juga menjadi fondasi kuat untuk ketahanan pangan yang berkelanjutan, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi Sumsel yang lebih inklusif dan berdaya saing tinggi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak