Asap Mulai Mengancam! Sumsel Ajukan Perpanjangan Operasi Modifikasi Cuaca Cegah Karhutla

Selama dua pekan pelaksanaan TMC, tercatat lebih dari 30 sorti penerbangan pesawat CASA 212 yang dikerahkan untuk menabur garam (NaCl) di langit Sumsel.

Tasmalinda
Kamis, 17 Juli 2025 | 23:10 WIB
Asap Mulai Mengancam! Sumsel Ajukan Perpanjangan Operasi Modifikasi Cuaca Cegah Karhutla
ilustrasi modifikasi cuaca.

SuaraSumsel.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan mengajukan perpanjangan waktu Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) hingga Agustus 2025.

Langkah ini diambil sebagai upaya preventif menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang berpotensi meningkat seiring puncak musim kemarau.

Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel, Ansori, menjelaskan bahwa usulan perpanjangan sudah diajukan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Menurutnya, meskipun operasi pertama berjalan cukup efektif sejak 1 Juli hingga pertengahan bulan ini, kondisi cuaca menunjukkan Sumsel masih membutuhkan bantuan hujan buatan.

Baca Juga:Drama Penyerahan Diri Eks Kadis PMD Sumsel, Terjerat Korupsi Batik Desa Rp5 Miliar

"Masih ada potensi hotspot baru dan kekeringan di beberapa wilayah. Karena itu, kami mengusulkan agar operasi ini tidak berhenti sampai di sini," ujar Ansori saat ditemui di Palembang, Rabu (17/7/2025).

Selama dua pekan pelaksanaan TMC, tercatat lebih dari 30 sorti penerbangan pesawat CASA 212 yang dikerahkan untuk menabur garam (NaCl) di langit Sumsel.

Hasilnya, beberapa wilayah seperti Ogan Komering Ilir (OKI), Banyuasin, dan Musi Banyuasin sempat diguyur hujan ringan hingga sedang. Ini dianggap cukup membantu menurunkan suhu dan mencegah titik api meluas.

Namun, Satelit LAPAN menunjukkan tren kenaikan suhu permukaan serta penurunan kelembaban udara di wilayah rawan karhutla seperti OKI dan Musi Rawas. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa kebakaran bisa kembali membesar tanpa intervensi tambahan.

Melansir ANTARA, musim kemarau di wilayah Sumatera Selatan diperkirakan masih akan berlangsung hingga akhir September, dengan puncaknya terjadi pada Agustus. Pemerintah daerah berharap perpanjangan TMC dapat menjaga kelembaban tanah dan vegetasi, serta mengurangi kemungkinan munculnya kabut asap yang bisa berdampak ke sektor kesehatan dan transportasi.

Baca Juga:Pengusaha Eksportir Karet Sumsel Sambut Positif Trump Deal: Ketegangan Dagang Mulai Reda

Selain memperpanjang TMC, BPBD juga mulai memperkuat sistem patroli darat dan posko siaga api di wilayah-wilayah rawan. Warga juga diajak aktif melapor jika melihat titik api atau aktivitas pembakaran liar.

"Kami ingin pastikan tidak terjadi bencana besar seperti tahun-tahun sebelumnya. Lebih baik kita berjaga sejak awal," tambah Ansori.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak