Inisiatif Hijau Perempuan Muba: Bangkitkan Ekonomi, Selamatkan Anak dari Stunting

Tak hanya memperkuat ketahanan keluarga dan ekonomi warga, program ini juga terbukti membantu menekan angka stunting hingga menuju titik zero stunting.

Tasmalinda
Jum'at, 27 Juni 2025 | 15:23 WIB
Inisiatif Hijau Perempuan Muba: Bangkitkan Ekonomi, Selamatkan Anak dari Stunting
Inisiatif hijau perempuan sawit di Musi Banyuasin, dengan membuat piring dari limbah lidi sawit. [dok. tim YPC]

SuaraSumsel.id - Sebuah program pemberdayaan berbasis perempuan yang dijalankan oleh Yayasan Care Peduli (YCP) dengan dukungan PT Hindoli di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) mencatat hasil positif dalam tiga tahun terakhir.

Tak hanya memperkuat ketahanan keluarga dan ekonomi warga, program ini juga terbukti membantu menekan angka stunting hingga menuju titik zero stunting.

Menurut CEO YCP, Abdul Wahib Situmorang, program ini tidak sekadar memberi bantuan sementara, tetapi membangun ekosistem pemberdayaan jangka panjang dengan fokus pada perempuan desa sebagai aktor utama perubahan.

“Pembelajaran yang telah diuji selama 3 tahun menunjukkan hasil sangat positif. Ini bukan sekadar program, tapi sudah menjadi pemberdayaan sosial berbasis komunitas,” ujarnya usai diskusi teras yang digelar di Palembang, Kamis (27/6/2025).

Baca Juga:BRI RO Palembang Wujudkan Budaya Anti Fraud Lewat Training RORC 2025

Perempuan Desa Jadi Garda Terdepan Lawan Stunting

Salah satu elemen penting program ini adalah pembangunan Kebun Gizi, yang dikelola langsung oleh kelompok wanita.

Hasil panen kebun gizi ini diprioritaskan untuk diberikan kepada keluarga-keluarga dan juga keluarga lainnya memiliki anak mengalami stunting atau rentan gizi buruk.

Tak hanya menghasilkan bahan pangan bergizi, kebun ini juga memunculkan kembali budaya gotong royong dan kesadaran kolektif akan pentingnya ketahanan pangan lokal.

“Ketika kebun gizi mulai panen, mereka pun memberikan kepada kelompok masyarakat tetangga, ini pun menjadi cerminan ke-gotong royong-an yang dibangun di desa,” jelas Wahib.

Baca Juga:Turun Lagi! Harga Emas Antam Hari Ini di Palembang Jadi Rp1,9 Juta per Gram

diskusi teras pemberdayaan perempuan sawit di Musi Banyuasin
Diskusi teras pemberdayaan perempuan sawit di Musi Banyuasin yang digelar di Palembang, Kamis (26/6/3035). [Dok Tim YPC]

 40 Produk Inovatif dan Lidi Sawit Ramah Lingkungan

Program ini tak berhenti di pangan. Kelompok perempuan juga didorong untuk menciptakan produk bernilai tambah dari limbah sawit.

Salah satu yang paling inovatif adalah piring dari lidi sawit—produk ramah lingkungan yang bisa dipakai berulang kali dan kini mulai digunakan di rumah makan lokal untuk menggantikan plastik.

“Dari lidi sawit, mereka bisa buat piring berkualitas yang mendukung ekonomi perempuan, yang jika dikembangkan lebih luas juga akan mampu mengurangi sampah plastik,” kata Wahib.

Hingga kini, ada lebih dari 40 varian produk rumahan yang dihasilkan perempuan desa, mulai dari makanan olahan hingga kerajinan.

Beberapa kelompok bahkan meraup pendapatan hingga Rp 500.000 per hari hanya dari mengolah limbah sawit menjadi produk bernilai jual.

Siap Sawit, Siap Masa Depan: Koperasi dan Simpan Pinjam

Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dioptimalkan YCP bersama PT Hindoli dengan memberdayakan para perempuan  dengan berbagai program seperti  mengelola kebun gizi untuk melawan stunting, membangun koperasi simpan pinjam, hingga mengolah limbah sawit menjadi aneka produk bernilai tinggi, seperti piring lidi sawit yang ramah lingkungan.

Tak sekadar bertahan, mereka justru tumbuh dan menciptakan solusi keberlangsungan ekonomi.

Inilah wajah baru pemberdayaan perempuan di akar rumput yang produktif, inovatif, dan membawa manfaat sosial yang nyata.

YCP memdorong membentuk koperasi simpan pinjam guna mempersiapkan dalam masa peremajaan kebun sawit.

Program koperasi simpan pinjam ini juga menjawab tantangan besar yang dihadapi petani sawit, seperti fluktuasi harga, cuaca ekstrem, dan ancaman kebakaran lahan.

Dengan koperasi, warga punya akses dana, keterampilan manajemen, dan perlindungan yang lebih kuat dari gejolak eksternal.

Muba Jadi Model Nasional

Dengan capaian ini, YCP berharap model pemberdayaan perempuan dan pengelolaan komunitas sawit berbasis ekosistem ini bisa menjadi pilot project nasional.

"Kalau kita bisa membangun ekosistem, maka bukan tidak mungkin ini bisa direplikasi di banyak daerah sawit lainnya di Indonesia,” tutup Wahib menyaknikan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini