Ekonomi Sumsel Tumbuh 5,42 Persen, QRIS Jadi Game Changer UMKM

Kepala BI Sumsel Bambang Pranomo memaparkan kondisi ekonomi terkini sekaligus strategi ke depan untuk menjaga momentum pertumbuhan.

Tasmalinda
Senin, 29 September 2025 | 12:59 WIB
Ekonomi Sumsel Tumbuh 5,42 Persen, QRIS Jadi Game Changer UMKM
Kepala Perwakilan BI Sumsel, Bambang Pramono,
Baca 10 detik
  • Ekonomi Sumatera Selatan tumbuh 5,42 persen pada triwulan II 2025, lebih tinggi dari rata-rata nasional. Pertumbuhan ini ditopang oleh sektor pertambangan, industri pengolahan, dan perdagangan, serta peningkatan mobilitas masyarakat dan proyek strategis nasional.

  • Inflasi di Sumsel tetap terkendali dengan deflasi tipis pada Agustus 2025, sementara optimisme konsumen masih terjaga dengan Indeks Keyakinan Konsumen di level 111,7. Namun, tren menurunnya porsi tabungan menunjukkan masyarakat lebih banyak mengalokasikan pendapatan untuk konsumsi dan cicilan.

  • Digitalisasi lewat QRIS menjadi motor baru ekonomi Sumsel dengan lebih dari 1 juta merchant dan 1,43 juta pengguna. Meski begitu, BI menyoroti ketimpangan karena mayoritas merchant masih terkonsentrasi di Palembang, sehingga perlu perluasan ke kabupaten/kota lain.

SuaraSumsel.id - Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada paruh pertama 2025 menunjukkan sinyal yang lebih kuat dibandingkan rata-rata nasional. Namun, di balik angka-angka itu, tersimpan tantangan pemerataan digitalisasi dan ketergantungan pada sumber daya alam yang masih tinggi.

Di hadapan para wartawan, Kepala BI Sumsel Bambang Pranomo memaparkan kondisi ekonomi terkini sekaligus strategi ke depan untuk menjaga momentum pertumbuhan.

“Alhamdulillah, ekonomi Sumsel tetap solid. Pada triwulan II 2025 kita tumbuh 5,42 persen, lebih tinggi dibandingkan nasional yang 5,12 persen. Ini menandakan pondasi ekonomi kita cukup kuat,” ujar Bambang, membuka paparannya dengan nada optimistis.

Menurut Bambang, kinerja perekonomian Sumsel ditopang oleh sektor pertambangan, industri pengolahan, dan perdagangan. “Pertambangan bahkan tumbuh di atas 24 persen. Ini menjadi energi tambahan bagi ekonomi Sumsel, meski ke depan kita harus hati-hati agar tidak terlalu bergantung pada komoditas mentah,” ujarnya menjelaskan.

Baca Juga:Asap Diduga dari Karhutla OKI, Warga Palembang Keluhkan Bau Menyengat di Malam Hari

Selain itu, geliat pembangunan infrastruktur seperti Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) dan meningkatnya mobilitas masyarakat juga memberi dorongan signifikan. “Belanja masyarakat, terutama untuk rekreasi dan budaya, meningkat tajam pada periode liburan sekolah. Itu memberi efek pengganda ke berbagai sektor,” tambahnya.

Di sisi lain, stabilitas harga tetap terjaga. Pada Agustus 2025, Sumsel mencatat deflasi tipis 0,04 persen, ditopang kelebihan pasokan daging ayam, cabai, hingga beras. Secara tahunan, inflasi berada di level 3,04 persen—sedikit di atas nasional, namun masih dalam sasaran BI.

“Yang lebih penting, masyarakat masih optimis. Indeks Keyakinan Konsumen kita di September 2025 tercatat 111,7, artinya ekspektasi ke depan tetap positif. Hanya saja, ada tren menarik: porsi tabungan menurun ke 12,5 persen, masyarakat lebih banyak mengalokasikan penghasilan untuk konsumsi dan cicilan,” kata Bambang.

QRIS Jadi Game Changer

Bambang juga menyoroti akselerasi digitalisasi sebagai wajah baru ekonomi Sumsel. Hingga Agustus 2025, jumlah merchant QRIS di Sumsel mencapai 1,003 juta, dengan pengguna aktif lebih dari 1,43 juta orang.

Baca Juga:Bank Sumsel Babel & Pemprov Sumsel Pecahkan Rekor Dunia, Ribuan Guru Belajar AI Serentak

“QRIS ini luar biasa, menjadi game changer bagi UMKM. Mereka bisa menerima pembayaran dengan mudah, cepat, dan aman. Namun, tantangan kita adalah pemerataan. Saat ini, lebih dari 55 persen merchant masih terkonsentrasi di Palembang,” ungkapnya.

Untuk menjawab tantangan itu, BI Sumsel menggencarkan program seperti Gebyar QRIS di Muara Enim dan OKU Selatan, serta meluncurkan QRIS Tap Mpos DAMRI. Tahun depan, roadshow digitalisasi akan diperluas ke kabupaten/kota lainnya.

Meski optimistis, Bambang mengingatkan bahwa pertumbuhan berbasis sumber daya alam (SDA) tidak cukup untuk jangka panjang. “Kita harus masuk ke fase transformasi dengan memperkuat SDM, mendorong hilirisasi, dan mengembangkan riset berbasis komoditas unggulan seperti sawit, karet, dan kopi,” katanya.

Menurutnya, investasi ke depan harus diarahkan pada industri berbasis teknologi dan inovasi, bukan sekadar ekstraksi SDA. “Kalau hanya mengandalkan batubara atau karet mentah, kita akan rentan. Hilirisasi adalah jawabannya,” tegasnya.

Target 2025: Pertumbuhan 5,6 Persen

Dengan berbagai strategi itu, BI memperkirakan ekonomi Sumsel di 2025 bisa tumbuh di kisaran 4,8–5,6 persen, dengan inflasi terkendali di target 2,5±1 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak