SuaraSumsel.id - PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (Bank Sumsel Babel/BSB) disebut resmi memiliki nahkoda baru.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) yang digelar di Palembang, Kamis (19/6/2025), pemegang saham menyebut sosok Harry Gale bakal menjadi Direktur Utama (Dirut) Bank BSB.
Sosok Harry Gale membawa harapan besar bagi masa depan Bank BSB.
Dikenal sebagai Senior Vice President PT Bank Mandiri DKI Jakarta, Harry memiliki rekam jejak panjang di dunia perbankan nasional.
Baca Juga:Sudah 1.800 Lebih Jemaah Haji Sumsel Pulang, Diminta Karantina Mandiri 21 Hari
Menariknya, pria ini juga merupakan putra asli Kota Palembang, sehingga dinilai memiliki kedekatan emosional dan pemahaman terhadap potensi ekonomi daerah Sumsel dan Babel.
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Hidayat Arsani, optimistis dengan penunjukan tersebut.
Ia menyebut kehadiran Harry Gale menjadi energi baru untuk membawa Bank BSB bersaing lebih kuat di industri perbankan regional maupun nasional.
"Pak Harry Gale ini berasal dari Bank Mandiri DKI Jakarta. Dengan pengalaman dan kapasitasnya, nantinya Bank BSB ini pasti bisa menjadi hebat," ujar Hidayat Arsani usai RUPS.
Tak hanya pergantian pucuk pimpinan, RUPS-LB juga menghasilkan beberapa keputusan strategis untuk memperkuat kinerja bisnis Bank BSB.
Baca Juga:RUPS Bank Sumsel Babel Tetapkan Dividen Rp237,9 Miliar, Kinerja Keuangan Tetap Solid

Salah satunya adalah instruksi kepada jajaran direksi untuk segera menurunkan suku bunga kredit agar lebih kompetitif menghadapi persaingan dengan bank lain, baik swasta maupun bank-bank besar nasional yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
"Besaran penurunan suku bunga akan diatur teknis oleh jajaran direksi. Tujuannya agar Bank BSB bisa lebih agresif dalam menyerap pasar," tambahnya.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menegaskan langkah penting lain yang diambil dalam RUPS kali ini, yakni terkait bonus atau pembagian laba untuk jajaran direksi.
Untuk memberikan dorongan kerja lebih keras, tantiem yang merupakan pembagian dari laba untuk jajaran direksi dipangkas sebesar 50 persen dari sebelumnya.
Pemotongan ini merupakan bentuk evaluasi atas capaian target tahun sebelumnya yang belum optimal.
"Tantiem direksi dipotong hampir separuh karena target tahun lalu tidak tercapai. Tapi jasa produksi (jaspro) dan bonus untuk karyawan tetap utuh, agar semangat kerja internal tetap terjaga," tegas Herman Deru.
- 1
- 2