Wafat di Tanah Suci, 7 Jemaah Haji Embarkasi Palembang Dapat Asuransi hingga Rp108 Juta

Sebanyak tujuh jemaah haji dari Embarkasi Palembang dilaporkan wafat saat menjalankan ibadah di Tanah Suci.

Tasmalinda
Minggu, 08 Juni 2025 | 22:28 WIB
Wafat di Tanah Suci, 7 Jemaah Haji Embarkasi Palembang Dapat Asuransi hingga Rp108 Juta
7 jemaah haji embarkasi Palembang meninggal dunia

SuaraSumsel.id - Musim haji tahun ini kembali diwarnai kabar duka.

Sebanyak tujuh jemaah haji dari Embarkasi Palembang dilaporkan wafat saat menjalankan ibadah di Tanah Suci.

Tiga jemaah berasal dari Sumatera Selatan, sedangkan empat lainnya dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Informasi ini disampaikan oleh Abdul Qudus, Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Palembang, pada Sabtu (7/6/2025).

Baca Juga:5.537 Calhaj dari Embarkasi Palembang Sudah Berangkat, 3 Jamaah Wafat di Tanah Suci

Ia menegaskan bahwa seluruh jemaah yang wafat akan tetap mendapat haknya sebagai tamu Allah, termasuk dibadalhajikan oleh petugas haji Indonesia.

“Mereka yang meninggal dunia akan dibadalhajikan oleh petugas ibadah haji Indonesia. Itu sudah menjadi prosedur,” ujar Qudus.

Rincian Identitas Jemaah yang Wafat

Dari hasil konfirmasi PPIH Embarkasi Palembang, berikut adalah nama-nama jemaah yang meninggal dunia:

Dari Sumatera Selatan:
Najamuddin Abdul Syukur (63) – Kloter 9, asal OKU
Sugito Adi Harjo (84) – Kloter 1, asal OKU Timur
Paimin Karyo Sumito (83) – Kloter 5, asal OKU Timur
Dari Bangka Belitung:
Tarmizi Azhari Usman (70) – Kloter 8, asal Kabupaten Bangka (meninggal akibat kecelakaan lalu lintas)
Bakri Junaidi Abas (58) – Kloter 6
Sahana Achmad Tiarim (66) – Kloter 6
Ismail Sani Aris (47) – Kloter 7

Baca Juga:3.689 Jemaah Embarkasi Palembang Telah Berada di Tanah Suci: Diingatkan Jaga Kesehatan

Menurut Abdul Qudus, Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Palembang, sebagian besar dari tujuh jemaah yang wafat di Tanah Suci meninggal dunia akibat kondisi kesehatan yang menurun drastis.

Faktor utama yang memperparah kondisi tersebut adalah kelelahan fisik selama menjalankan rangkaian ibadah haji serta cuaca ekstrem di Arab Saudi yang bisa mencapai lebih dari 45 derajat Celsius.

Kombinasi antara aktivitas fisik yang intens, kepadatan jemaah, serta paparan panas dalam waktu lama menyebabkan daya tahan tubuh jemaah, terutama yang lanjut usia atau memiliki penyakit bawaan, menurun dengan cepat.

Meski para petugas kesehatan haji telah memberikan pendampingan dan pemeriksaan berkala, kondisi di lapangan tetap tidak mudah dikendalikan.

Di tengah deretan kasus wafat karena sakit, satu kasus yang cukup mengejutkan datang dari jemaah asal Bangka, Tarmizi Azhari Usman, yang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas.

Kecelakaan ini menambah catatan duka dan menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap risiko di luar aspek kesehatan semata.

Qudus menambahkan bahwa seluruh jemaah yang wafat akan dibadalhajikan, dan hak asuransi mereka telah dipastikan akan dibayarkan oleh pemerintah setelah seluruh proses administrasi diselesaikan.
 

Ilustrasi jemaah haji perempuan. (ChatGPT)
Ilustrasi jemaah haji perempuan. (ChatGPT)

Santunan Asuransi untuk Keluarga Jemaah

Sebagaimana diatur dalam ketentuan penyelenggaraan ibadah haji, setiap jemaah yang wafat akan mendapatkan asuransi jiwa dari pemerintah. Qudus merinci bahwa:

Jemaah yang wafat karena sakit akan memperoleh asuransi sebesar Rp 54 juta.
Jemaah yang wafat karena kecelakaan akan menerima asuransi dua kali lipat, yaitu Rp 108 juta.

“Kami minta keluarga jemaah segera melengkapi dokumen agar proses pencairan asuransi bisa berjalan lancar,” imbuh Qudus.

Ia juga menjelaskan bahwa pembayaran asuransi dilakukan setelah operasional haji tahun ini berakhir dan disalurkan oleh Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

Selain menyampaikan duka mendalam atas wafatnya tujuh jemaah asal Embarkasi Palembang, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) juga mengimbau kepada keluarga jemaah untuk tetap tenang, tidak panik, dan bersabar dalam menjalani proses administratif, terutama terkait pencairan asuransi dan pendataan.

Abdul Qudus, selaku Humas PPIH Embarkasi Palembang, juga menekankan pentingnya kesadaran akan kesehatan fisik para jemaah, terutama bagi mereka yang berusia lanjut dan memiliki riwayat penyakit kronis.

Menurutnya, ibadah haji tidak hanya menuntut kesiapan spiritual, tetapi juga daya tahan tubuh yang prima dalam menghadapi kondisi ekstrem di Arab Saudi. Musim haji 2025 menjadi ujian tersendiri dengan suhu udara yang bisa menembus angka 45 derajat Celsius, berisiko menyebabkan dehidrasi, kelelahan panas (heat exhaustion), hingga serangan jantung pada jemaah rentan.

Oleh karena itu, ia mengingatkan seluruh jemaah untuk rutin mengonsumsi air, menggunakan alat pelindung panas seperti payung dan semprotan air, serta tidak memaksakan diri mengikuti seluruh rangkaian ibadah bila kondisi fisik melemah.

Semua pihak diminta bekerja sama menjaga keselamatan jemaah agar ibadah haji dapat dijalani dengan khusyuk, aman, dan lancar hingga kembali ke tanah air.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini