SuaraSumsel.id - Universitas Sriwijaya (Unsri) telah merilis informasi terbaru mengenai besaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa baru jalur Seleksi Mandiri angkatan 2025/2026, termasuk program studi di bawah naungan Fakultas Kedokteran.
Seperti diketahui, program studi kedokteran selalu menjadi incaran utama para calon mahasiswa, namun juga dikenal memiliki biaya pendidikan yang tergolong tinggi.
Rektor Unsri, Taufiq Marwa, menegaskan bahwa bagi peserta yang belum berhasil di jalur SNBP, jangan berkecil hati karena pendaftaran seleksi mandiri akan dibuka mulai 4 Juni 2025, dengan ujian yang dijadwalkan berlangsung pada 19 Juni 2025.
Kesempatan kedua ini menjadi peluang emas bagi para calon mahasiswa untuk meraih impian mereka di Unsri.
Baca Juga:Seleksi Mandiri Unsri 2025 Dibuka, Simak UKT Fakultas Teknik Rp9 Juta dan Ekonomi Rp7 Juta
Kesempatan Seleksi Mandiri ini menjadi langkah awal yang penting untuk meraih impian berkuliah di Universitas Sriwijaya dengan perencanaan matang dan penuh keyakinan.
Untuk jalur seleksi mandiri, Unsri menyediakan 187 kursi untuk Program D3 dan 2.915 kursi untuk Program S1, memberikan kesempatan luas bagi calon mahasiswa yang ingin bergabung.
Dalam website Unsri diketahui rincian lengkap UKT berdasarkan program studi yang ada di Fakultas Kedokteran Unsri:
1. Pendidikan Dokter (S1)
Bagi mahasiswa baru yang diterima di Program Studi Pendidikan Dokter Unsri, terdapat tiga komponen biaya yang harus diperhatikan:
- IPI (Iuran Pengembangan Institusi): Rp 200.000.000 — dibayarkan sekali saat awal masuk.
- Preklinik: Rp 30.000.000 per semester
- Klinik: Rp 40.000.000 per semester
Biaya besar ini mencerminkan fasilitas dan kebutuhan operasional selama proses pembelajaran intensif yang memerlukan laboratorium, rumah sakit pendidikan, dan tenaga pendidik spesialis.
Baca Juga:Sumsel Pekan Ini: Civitas FK Unsri Serukan Evaluasi Menkes, Siswa SMK Demo Guru Cabul
Program studi ini menjadi salah satu yang termahal di Unsri, namun tetap diminati karena kualitas pendidikannya yang terus berkembang.
2. Pendidikan Dokter Gigi (S1)
Untuk program studi Pendidikan Dokter Gigi, UKT yang ditetapkan adalah Rp 13.200.000 per semester. Meski lebih ringan dibandingkan program Pendidikan Dokter, jumlah ini tetap mencerminkan perlunya pembiayaan alat dan praktik klinik yang intensif dalam bidang kedokteran gigi.
3. Ilmu Keperawatan (S1)
Program Studi Ilmu Keperawatan menetapkan UKT sebesar Rp 9.900.000 per semester, lebih terjangkau dibandingkan dua prodi di atas, namun tetap membutuhkan dedikasi tinggi dalam praktik lapangan dan simulasi keperawatan yang kompleks.

4. Psikologi (S1)
Meski berada di bawah Fakultas Kedokteran, Program Studi Psikologi menetapkan UKT sebesar Rp 12.000.000 per semester. Biaya ini mengakomodasi kebutuhan praktikum, asesmen psikologis, dan pengembangan laboratorium psikologi yang terus diperbarui.
5. Pendidikan Dokter (WNA)
Untuk jalur mahasiswa asing (Warga Negara Asing), rincian biaya masih menunggu konfirmasi lebih lanjut dari pihak kampus. Namun, umumnya tarif bagi mahasiswa asing dapat berbeda secara signifikan dari jalur reguler nasional.
Keterbukaan Universitas Sriwijaya (Unsri) dalam menyampaikan struktur UKT dinilai sangat membantu para calon mahasiswa dan orang tua dalam menyusun strategi keuangan sejak awal.
Banyak keluarga yang mengaku mulai menyiapkan dana sejak jauh hari agar bisa masuk ke program studi impian tanpa kendala.
Dengan biaya kuliah yang cukup tinggi terutama pada program kedokteran, beberapa orang tua juga mulai mencari alternatif pembiayaan seperti beasiswa jalur prestasi, tabungan pendidikan, hingga program cicilan dari lembaga keuangan pendidikan.
Biaya besar yang harus dikeluarkan ini sebenarnya mencerminkan kompleksitas dan kebutuhan fasilitas yang sangat mendukung proses pembelajaran intensif dalam program pendidikan tersebut.
Dalam rangka menciptakan suasana belajar yang optimal, diperlukan adanya laboratorium yang lengkap dan canggih agar mahasiswa dapat melakukan praktik secara langsung, memperdalam pemahaman teori ke dalam aplikasi nyata.
Selain itu, keberadaan rumah sakit pendidikan juga sangat krusial sebagai tempat mahasiswa dapat mengasah keterampilan klinis secara langsung dengan pasien nyata di bawah pengawasan tenaga medis berpengalaman.