SuaraSumsel.id - Sebuah babak baru penguatan ekonomi rakyat tengah digulirkan di Sumatera Selatan (Sumsel).
Lewat program Koperasi Merah Putih, pemerintah membuka pintu lebar bagi desa-desa untuk bangkit dan mandiri secara ekonomi.
Tak tanggung-tanggung, dana segar hingga Rp3 miliar per desa disiapkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis koperasi.
Namun, bukan sekadar dana yang ditawarkan.
Baca Juga:6 Tari Sambut dan 125 Seniman Akan Ramaikan Lawang Borotan Palembang
Program ini dirancang dengan strategi matang: setiap koperasi akan diarahkan menjalankan tujuh sektor usaha unggulan yang diyakini mampu menjawab kebutuhan lokal dan sekaligus menggerakkan ekonomi desa dari akar rumput.
1. Sewa Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan)
Sebagian besar wilayah pedesaan di Sumsel masih bergantung pada pertanian sebagai sumber utama penghidupan.
Namun, banyak petani terkendala biaya sewa atau bahkan tidak memiliki akses terhadap alat dan mesin modern. Koperasi Merah Putih menjawab tantangan ini dengan menyediakan jasa penyewaan alsintan seperti traktor, pompa air, alat panen, dan lainnya.
Usaha ini bukan hanya membantu petani menekan biaya produksi, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian.
Baca Juga:Bocah 7 Tahun di Muratara Diculik Gara-gara Utang Rp 8 Juta, Ini Fakta Lengkapnya
2. Agen LPG dan Pangkalan Gas
Distribusi gas elpiji bersubsidi sering kali terkendala di desa. Harga yang fluktuatif dan kelangkaan pasokan menjadi masalah klasik.
Lewat koperasi, desa bisa memiliki pangkalan resmi LPG, yang bukan hanya memastikan ketersediaan gas dengan harga terjangkau, tetapi juga membuka peluang usaha berkelanjutan bagi koperasi.
3. Warung Sembako Grosir
Harga kebutuhan pokok di desa kerap lebih tinggi dibanding kota karena distribusi yang panjang dan minimnya akses langsung ke distributor.
Dengan membangun warung sembako grosir di bawah koperasi, masyarakat bisa mendapatkan bahan pokok seperti beras, minyak, gula, dan lainnya dengan harga lebih murah dan stabil.