Ini juga akan memangkas ketergantungan masyarakat terhadap tengkulak atau pengecer yang tidak jarang mengambil margin besar.
4. Agen Layanan Keuangan Digital (BRILink, BNI Agen46, dan sejenisnya)
Layanan keuangan menjadi kebutuhan mendesak di era digital, termasuk di pelosok desa.
Koperasi diarahkan membuka layanan perbankan digital seperti BRILink dan BNI Agen46 untuk memfasilitasi masyarakat yang ingin menabung, transfer uang, hingga membayar tagihan tanpa harus ke kota. Selain memudahkan, usaha ini juga menjanjikan keuntungan yang stabil bagi koperasi.
Baca Juga:6 Tari Sambut dan 125 Seniman Akan Ramaikan Lawang Borotan Palembang
5. Apotek atau Klinik Mini Desa
Akses layanan kesehatan yang memadai sering kali masih menjadi kemewahan di beberapa desa.
Kehadiran apotek koperasi atau klinik mini yang menyediakan obat-obatan dasar dan konsultasi medis ringan akan sangat membantu masyarakat.
Ini sekaligus mengurangi ketergantungan warga terhadap pengobatan tradisional yang belum tentu aman secara medis.
6. Gudang Logistik dan Distribusi Barang
Baca Juga:Bocah 7 Tahun di Muratara Diculik Gara-gara Utang Rp 8 Juta, Ini Fakta Lengkapnya
Koperasi juga diharapkan bisa mengelola gudang logistik yang menjadi pusat distribusi barang pokok dan pertanian.
Gudang ini akan menjadi titik kumpul hasil panen warga yang kemudian bisa dipasarkan langsung ke kota atau pihak ketiga dengan harga bersaing.
Model ini akan memangkas jalur distribusi yang selama ini dikendalikan tengkulak, sekaligus menjamin stabilitas pasokan dan harga barang di desa.

7. Kemitraan dengan PT Pos Indonesia
Salah satu inovasi menarik dari program ini adalah menjalin kerja sama koperasi dengan PT Pos Indonesia.
Koperasi akan menjadi mitra resmi penyaluran bantuan sosial pemerintah, baik berupa bantuan tunai, sembako, hingga logistik lainnya.