
“Program ini sukses. Produksi meningkat, harga terjaga. Bahkan pernah menyentuh puncak di atas Rp 70 ribu per kilogram. Ini kerja keras yang perlu diapresiasi, terutama dari rekan-rekan di Kadin,” ujarnya menjelaskan.
Untuk menjaga keberlanjutan prestasi tersebut, Herman Deru mendorong seluruh pemangku kepentingan, mulai dari OJK, Bank Indonesia, hingga Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), untuk terus melakukan pembinaan dan pendampingan kepada para petani kopi di Sumsel.
“Saya ingin komoditas kopi ini betul-betul menjadi kebanggaan bersama. Ini bukan sekadar minuman, ini adalah warisan yang harus kita jaga dan kembangkan,” imbuhnya.
Ketua Umum Kadin Sumsel, Affandi Udji, juga menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Sumsel yang dinilai telah menciptakan berbagai terobosan positif, termasuk sukses memperjuangkan kembali status Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang sebagai bandara internasional.
Baca Juga:Diskominfo Se-Sumsel Kompak Dorong Digitalisasi: Tuntaskan Blank Spot di Sumatera Selatan
“Kami juga ucapkan terima kasih kepada Kemenhub RI dan seluruh pihak yang mendukung. Dengan akses internasional kembali dibuka, pelaku usaha akan semakin mudah menembus pasar luar negeri,” katanya.
Affandi menambahkan, Kadin Expo 2025 menjadi momentum strategis untuk mendorong UMKM dan sektor komoditas unggulan, seperti kopi, agar naik kelas.
Pelepasan Tim Jelajah Kopi merupakan salah satu program unggulan yang bertujuan untuk menyambangi petani di daerah-daerah, sekaligus memberikan edukasi tentang pentingnya peningkatan kualitas produksi dan pengelolaan pasca panen.
“Tim ini akan turun langsung ke kebun-kebun kopi, berdialog dengan petani, dan membawa semangat perubahan dari hulu ke hilir,” jelas Affandi.
Kadin Expo 2025 dijadwalkan berlangsung selama beberapa hari ke depan dengan rangkaian agenda yang padat dan penuh semangat kolaboratif.
Baca Juga:Kemenkumham Klaim Tak Ada Napi Luka-Luka dalam Kerusuhan Lapas Muara Beliti
Acara ini tidak hanya menjadi ajang pameran semata, tetapi juga menjadi titik temu strategis antara pelaku usaha, petani kopi, UMKM, akademisi, hingga investor dari berbagai sektor.