Banyak warga yang mengaku lebih sering melihat anggota Satpol PP berkumpul dan bercengkerama di warung kopi daripada melakukan patroli dan menindak tegas para pelaku pungli.
Alih-alih fokus pada penegakan peraturan, beberapa oknum petugas justru terlihat lebih sibuk berswafoto di tempat-tempat menarik.
Kondisi ini tentu menimbulkan pertanyaan besar mengenai efektivitas dan integritas aparat penegak peraturan di lapangan.
Masalah parkir liar dan pungli bukan hanya sekadar persoalan uang receh yang hilang. Lebih dari itu, ini adalah masalah kepercayaan antara pemerintah dan warganya.
Baca Juga:Semangat Kartini Sudah Ada Sejak Abad 17 di Palembang: Kisah Ratu Sinuhun
Warga Palembang mendambakan rasa aman dan nyaman saat berada di ruang publik. Mereka ingin menikmati waktu luang tanpa dihantui rasa khawatir akan menjadi korban pemerasan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab.
Oleh karena itu, tuntutan publik saat ini sangat jelas: tindakan nyata dari pemerintah, bukan sekadar himbauan normatif atau ancaman tanpa realisasi.
Insiden yang menimpa anak wali kota ini bisa dianggap sebagai "alarm" yang sangat keras.
Bukan hanya membuka mata, tetapi juga memberikan momentum yang tepat bagi Pemkot Palembang untuk melakukan bersih-bersih secara menyeluruh.
Ini bukan hanya tentang menertibkan kawasan wisata dari praktik pungli, tetapi juga tentang membersihkan mentalitas pejabat dan petugas di lapangan.
Baca Juga:Keren! SSB Palembang Soccer Skills Sabet Trofi Perdana Usai Lebaran
Jika Kota Palembang ingin benar-benar maju dan menjadi kota yang nyaman bagi warganya, praktik pungli harus menjadi bagian dari masa lalu, bukan lagi dianggap sebagai bagian dari budaya yang sulit dihilangkan.
Dan bagi para oknum yang masih nekat melakukan praktik pungli di tempat-tempat wisata dan ruang publik lainnya, perlu diingat bahwa era digital saat ini sangat transparan.
Kamera ponsel ada di mana-mana, dan kini, bahkan anak seorang wali kota pun bisa menjadi korban dan menyebarkan pengalaman pahit tersebut.
Sebelum aksi "memalak" Anda menjadi viral dan merusak citra kota, mungkin sudah saatnya untuk beralih profesi.
Warga Palembang sudah terlalu lelah dengan tarif parkir yang tidak masuk akal dan janji-janji kosong pemberantasan pungli.
Bagaimana menurut kalian?