Meski berlatar kerajaan, alur cerita dikemas dengan unsur komedi dan isu-isu kekinian agar tetap menarik bagi penonton muda.
"Kalau ceritanya hanya tentang kerajaan, anak muda bisa bosan. Tapi dengan menyisipkan realita sosial, satir, dan komedi, Dulmuluk bisa tetap relevan dan menghibur," kata Andipedo.
Cerita yang tidak hanya mengangkat nilai-nilai budaya, tetapi juga menyoroti fenomena sosial terkini, memberi kesempatan kepada para penonton untuk melihat kehidupan mereka sendiri melalui kacamata seni.
Dengan demikian, Dulmuluk tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media refleksi budaya dan kehidupan sosial yang hidup di tengah perubahan zaman.
Baca Juga:Berita Gembira! TPP PPPK Palembang Cair Bersamaan Pelantikan ASN!
Ia juga mengungkapkan harapannya kepada Dinas Kebudayaan Kota Palembang untuk menjadikan pertunjukan Dulmuluk sebagai agenda bulanan. Permintaan ini telah ia sampaikan langsung kepada Sekretaris Dinas Kebudayaan Kota Palembang, Septa Marus Eka Putra, SH., MH yang hadir langsung menonton pertunjukan malam itu.

“Sejak 2019, kita bersama budayawan, sejarawan, dan media berjuang menghidupkan Dulmuluk di sini. Kalau memang serius ingin menjadikan Kampung Dulmuluk sebagai kampung tematik budaya, ayo kita mulai dari membuat gapura, mini panggung, lampu-lampu, dan menjadwalkan pertunjukan sebulan sekali,” ujarnya.
Hj Nursovia H Fuad dari Bucu Entertainment yang menjadi motor penggerak acara ini juga berharap agar panggung ini bisa menjadi sarana hiburan rakyat sekaligus ruang edukasi budaya bagi generasi muda. Ia menyebut, Dulmuluk bukan sekadar hiburan, melainkan juga cermin kearifan lokal yang sarat makna.
“Cerita Pangeran Malbi ini dibungkus dengan gaya khas Dulmuluk yang penuh sindiran cerdas dan humor. Ini bukan hanya pertunjukan, tapi ajakan untuk mencintai budaya kita sendiri,” jelas Nursovia.
Tradisi saweran yang menjadi ciri khas pertunjukan rakyat pun tetap dilestarikan. Penonton dengan antusias melemparkan uang mulai dari Rp2.000 hingga Rp100.000 ke arah panggung sebagai bentuk apresiasi terhadap para pemain.
Baca Juga:Skandal PLTU: Eks GM PLN Sumbagsel Divonis, Kerugian Negara Puluhan Miliar
Siti, salah seorang warga dari Plaju yang datang bersama anaknya, mengaku sangat menikmati pertunjukan ini. “Lucu sekali, apalagi pas anak-anak tampil. Ceritanya juga menarik, ada lucunya tapi tetap ada pesannya,” katanya.