Pelindo Regional 2 Palembang Perluas Operasi di Sungai Lais Dukung EBT

Darmawi dari keseluruhan aktivitas bongkar muat peti kemas tersebut 80 persennya mengangkut getah karet.

Tasmalinda
Selasa, 10 Desember 2024 | 19:17 WIB
Pelindo Regional 2 Palembang Perluas Operasi di Sungai Lais Dukung EBT
Ilustrasi Pelindo. Pelindo Regional 2 Palembang perluasoOperasi di Sungai Lais Dukung EBT [Pelindo]

SuaraSumsel.id - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024-2025, PT Pelindo Regional 2 Palembang menunjukkan kesiapan maksimal dalam menghadapi lonjakan penumpang, khususnya pada rute Palembang-Bangka.

Dengan semangat kolaborasi berkelanjutan, mereka tidak hanya memperkuat layanan terminal penumpang tetapi juga menyiapkan jadwal kapal lebih intensif, dari yang semula tiga kali seminggu menjadi setiap hari.

Tantangan cuaca tetap menjadi perhatian utama. "Kami berharap perjalanan masyarakat berjalan aman dan lancar," ujar, Direktur Komersial PT Pelindo Regional 2, Darmawi dalam media gathering bertajuk Sustainable Collaboration.

“Di Boombaru ini, PT Pelindo memiliki 24 hektar lahan namun hanya 18 hektar yang dijadikan area operasi karena di tempat kami ini 18 kelembagaan juga yang berkantor di sini,” jelas Darmawi.

Baca Juga:Memahami Budaya Luhur Melalui Video Art Sastra Tutur

Selain itu, Darmawi menyampaikan PT Pelindo Regional 2 Palembang juga memiliki area kerja seluas 200 hektar berada di Sungai Lais dengan digunakan sebagai dermaga angkutan CPO sawit, dan yang terbaru adanya kontrak bersama dengan PT Indonesia Power guna pembangunan bahan baku pembangkit listrik dari Energi Baru Terbarukan (EBT).

“Kami sampaikan tidak bisa lagi mengembangkan Pelabuhan Boombaru, kami punya lahan 200 hektar di Sungai Lais dan sudah ada beberapa tenant yang melakukan di sana khususnya curah cair CPO dan kedepan kita sudah kerjasama dengan Indonesia Power membuat pabrik EBT dari limbah sawit menjadi briket untuk pembangkit listrik,” jelas Darmawi.

Dalam keterangan persnya, Darmawi dari keseluruhan aktivitas bongkar muat peti kemas tersebut 80 persennya mengangkut getah karet.

“Kami sebelumnya sudah melakukan komunikasi dengan asosiasi pengusaha karet di Sumsel, sebetulnya ada penurunan produksi karena banyak perkebunan karet yang beralih ke kebun sawit karena mungkin mempertimbangkan harganya, tapi alhamdulillah ekspor karet dari Sumsel ini ada tambahan dari perbatasan Jambi, dan apabila tol Jambi itu tembus komoditi dari Jambi dapat transit di sini,” tutupnya.

Baca Juga:Butuh Rp986,9 Miliar, Infrastruktur Jalan Pelabuhan Tanjung Carat Dikebut?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini