OJK: Literasi Keuangan Sebagai Benteng Melawan Jerat Pinjol Ilegal

Pinjol ilegal atau pinjol dengan iming-iming pencairan dana cepat dan persyaratan yang mudah menjadi pilihan menarik bagi banyak orang, termasuk para guru dan ibu rumah tangga

Tasmalinda
Selasa, 15 Oktober 2024 | 09:32 WIB
OJK: Literasi Keuangan Sebagai Benteng Melawan Jerat Pinjol Ilegal
Kepala OJK Sumsel Babel, Arifin Susanto {kanan}

Apa yang dilakukan OJK meningkatkan literasi keuangan?

OJK pun telah membuat peta jalan Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen (PEPK)

Peta Jalan PEPK OJK bertujuan mewujudkan masyarakat yang berliterasi, terinklusi, dan terlindungi dalam sektor jasa keuangan. Rumah aspirasi dibentuk dengan empat yakni pilar pertama literasi dan inklusi keuangan, pilar kedua adalah pengawasan pasar (market conduct), pilar ketiga yakni perlindungan konsumen dan masyarakat dan pilar keempat yakni pemberantasan aktivitas keuangan ilegal. 

OJK gencar melakukan edukasi dan literasi keuangan melalui berbagai program seperti edukasi masif maupun tematik, seminar, publikasi konten di media sosial, pembelajaran mandiri melalui learning management sistem edukasi keuangan, serta pembentukan duta literasi keuangan. 

Baca Juga:Penipuan Jual Beli Akun Game Online Palembang, Korban Rugi Belasan Jutaan Rupiah

Hal tersebut merupakan upaya OJK dalam meningkatkan literasi keuangan dan menghindarkan masyarakat dari berbagai penawaran investasi dan pinjaman online ilegal melalui pengelolaan keuangan dengan bijak dan pengenalan produk jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan.

Sampai dengan September 2024, telah dilakukan 3141 kelas edukasi literasi keuangan dengan mencapai 4,3 juta peserta yang menerima manfaatnya serta 2.425 kegiatan edukasi bagi pelajar.

Literasi keuangan juga dilakukan dengan program perluasan akses keuangan untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama di daerah pelosok, agar dapat memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan formal.

Di pemerintah daerah pun didorong terbentuknya Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), lalu program satu pelajar satu rekening, simpenan mahasiswa dan pemuda, semakin memperluas jangkauan laku pandai yang berasal dari perbankan  lalu membentuk ekosistem inklusif, seeta memperluas akses keuangan bagi pelaku UMKM dan melaksanakan kampanye inklusi keuangan juga Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN).

OJK mengungkapkan literasi dan inklusi keuangan membutuhkan kolaborasi semua pihak karena keduanya merupakan katalis penting dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. 

Baca Juga:Inovasi Terbaru! Bank Sumsel Babel Hadirkan Kemudahan Top Up Dompet Digital

“Studi menunjukkan keduanya berkontribusi pada peningkatan produksi, pengurangan kemiskinan di daerah, serta stabilitas keuangan. Literasi dan inklusi keuangan dengan gap masih menghadapi berbagai tantangan. GENCARKAN pun diharapkan sebagai inisiatif solusi dengan prinsip masif dan merata.,” ujarnya menjelaskan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini