Buku Membaca Suara Perempuan dari Sastra Tutur

Perwakilan Teater Potlot, Nopri Ismi menjelaskan dari sastra tutur ini juga dipengaruhi situasi lingkungan setempat seperti halnya lahan basah di Sumsel.

Tasmalinda
Jum'at, 13 September 2024 | 06:10 WIB
Buku Membaca Suara Perempuan dari Sastra Tutur
Buku membaca suara perempuan dengan sastra tutur [Nopri Ismi]

Ketiga, spiritualitas. Sebagai manusia, perempuan di lahan basah Sungai Musi menyadari bahwa mereka memiliki kefanaan. Oleh karenanya mereka berusaha untuk membangun hasrat terhadap tujuan dan makna yang menjadi pemandu kehidupannya.

Mereka menyakini ada kekuatan di luar dirinya yang mampu mendorong dan mengarahkan agar lebih bermakna. Kekuatan itu juga yang membentuk karakteristik kepribadian mereka dalam menjalankan multi peran [consumers, educators, comunicators, campaigner].

Pilihan tingkah laku spiritual demikian tercermin dalam sastra tutur yang mereka tuturkan. Contohnya terlihat dalam incang-incang yang dituturkan perempuan di Pedamaran:

Kito bagian malang                                     

Baca Juga:Video Art Sastra Tutur, Cara Baru Menyajikan Kekayaan Tradisi

Tah pacak kenda diri

Bedoa dengan tuhan

Kuatkan iman kami

[Kita tak beruntung

Tak bisa sesuai keinginan

Baca Juga:Video Art Sastra Tutur Teater Potlot: Perpaduan Seni dan Lingkungan nan Menginspirasi

Berdoa kepada Tuhan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini