Tiga Kali Banjir Bandang Dalam Setahun! Pemkab OKU Minta Bantuan BRIN

Pemerintah daerah berencana membangun kolam retensi dan melakukan normalisasi sungai sebagai langkah mitigasi.

Tasmalinda
Rabu, 19 Juni 2024 | 21:22 WIB
Tiga Kali Banjir Bandang Dalam Setahun! Pemkab OKU Minta Bantuan BRIN
Banjir bandang melanda sejumlah kecamatan di OKU, Kamis (23/5/2024). [ANTARA]

SuaraSumsel.id - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk melakukan pemetaan penyebab banjir di wilayah itu.

Penjabat (Pj) Bupati OKU Teddy Meilwansyah mengatakan pihaknya telah mempresentasikan masalah banjir ke BRIN untuk meminta bantuan dalam memetakan dan mengkaji penyebab banjir di OKU.

"Tim BRIN sudah turun ke OKU untuk melakukan pemetaan dan melihat kondisi secara langsung untuk mengetahui penyebab banjir. Sehingga dari hasil itu akan dilakukan kajian untuk menjadi acuan yang akan menentukan langkah-langkah mitigasi," katanya.

Berdasarkan dari pengamatan fisik awal menunjukkan adanya masalah serius di bagian hulu berupa penggundulan hutan atau deforestasi yang cukup ekstrem.

Baca Juga:Melawan Bencana Alam: Kisah Heroik TNI AU Selamatkan Jambi dari Karhutla dan Banjir

"Deforestasi ini disebabkan oleh berbagai faktor, dan kami berencana untuk mengkaji serta mendalami penyebab pastinya," jelasnya.

Intensitas banjir di OKU pada tahun ini sangat tinggi, sebab telah terjadi banjir tiga kali dalam setahun. Artinya, hal tersebut menunjukkan adanya kesalahan mendasar yang perlu diatasi.

"Oleh karena itu, kami meminta bantuan dari BRIN dan BNPB untuk mengambil langkah-langkah efektif dalam menyelesaikan masalah banjir di OKU," ujarnya.

Terkait dengan isu deforestasi yang diakibatkan oleh aktivitas pertambangan masif di kawasan tersebut, dirinya memilih untuk tidak memberikan komentar terhadap hal tersebut.

"Bisa iya bisa tidak," katanya.

Baca Juga:Pelantikan Ucok Abdulrauf Damenta: Fokus Utama pada Pilkada dan Pemerintahan

Teddy mengatakan Pemkab OKU kini fokus pada penanganan banjir secara jangka pendek dan menengah. Untuk upaya pencegahan jangka pendek dengan itu dengan mengimbau masyarakat di kawasan hulu untuk tidak melakukan penebangan hutan, karena hal itu salah satu penyebab utama banjir.

Pemerintah daerah berencana membangun kolam retensi dan melakukan normalisasi sungai sebagai langkah mitigasi.

"Kami berharap, dengan adanya kolam retensi dan normalisasi sungai, dampak banjir bisa dikurangi, terutama saat curah hujan tinggi," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini