SuaraSumsel.id - Koalisi masyarakat sipil anti asap Provinsi Sumsel 2023 yang dibentuk sejak dimulainya kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) telah menyebabkan bencana asap menyelimuti provinsi Sumsel sejak awal Juni 2023.
Koalisi ini, terdiri dari setidaknya 10 (sepuluh) organisasi masyarakat sipil di Sumsel yang memiliki konsen dan kepedulian terhadap penyelamatan lingkungan dan hutan, penegakan hukum dan hak asasi manusia(HAM), pelayanan dan pembiayaan publik di provinsi Sumsel.
Kejadian bencana asap sebagai akibat dari karhutla tahun 2023 yang seharusnya bsa dicegah karena sudah ada peringatan dari BMKG melalui siaran pers kepala BMKG, Dwikorita Karnawati tanggal 27 Maret 2023 akan terjadinya cuaca kering fenomena el-nino tahunan.
Aktivis dari HaKI (Hutan Kita Institute), Adiosyafri mengatakan bencana asap akibat karhutla 2023 ini memberikan refleksi jika bencana yang berulang dan membutuhkan upaya bersama nan serius.
Baca Juga:Saksi Mantan Kadispora Akui Dana Hibah KONI dari Pemprov Sumsel Tak Ada LPJ
"Koalisi ini merupakan advokasi lanjutan dan masukan kepada instansi terkait agar kejadian ini tidak terus terulang," ujarnya.
Sebaran Titik Panas (Hotspot) dan Lahan Terbakar di Sumsel
Koalasi telah melakukan pemantauan titik panas (hotspot) periode 1Januari -30 November 2023 di provinsi Sumsel yang bersumber dari satelit Aqua-Tera/Modis, telah ditemukan selama periode 1 Januari – 30 November 2023, titik panas (hotspot) mencapai 6.231 titik panas (hotspot) dengan3.554 titik panas (hotspot) berada di lahan gambut.
Secara Nasional, provinsi Sumsel menempati posisi ke-3 setelah provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) sebanyak 7.376 titik panas (hotspot) dan provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) sebanyak 7.314 titik panas (hotspot).
Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) terparah di provinsi Sumsel denganjumlah 3.969 titik panas (hotspot) atau 63,7% dari total di provinsi Sumsel. Terparah ke-2 adalah kabupaten Musi Banyuasin dengan 59 titik panas (hotspot) atau 9,5 %, ke-3 adalah kabupaten Banyuasin dengan 349 titik atau 5,5% dan terparah ke-4 adalah Kabupaten Ogan Ilir dengan286 titikatau 4,6%.
Baca Juga:Pengakuan Polisi di Sumsel Bripka Edi Arogan Ancam Pengendara Pakai Sajam Sampai Viral
Konsesi Perkebunan dan Kehutanan di kabupaten OKI terdeteksi ada 70,3% titik panas (hotspot) atau 2.086 titik panas (hotspot) dari total titik panas (hotspot) pada konsesi di provinsi Sumsel sebanyak 2.967 titik panas