Saat Digitalisasi BRImo Menerobos Pasar Tradisional Sampai Kalangan Profesional Palembang

PT Bank Rakyat Indonesia membuktikan mampu menyentuh kebutuhan di kawasan pinggiran selama pandemi lalu.

Tasmalinda
Sabtu, 09 Desember 2023 | 22:17 WIB
Saat Digitalisasi BRImo Menerobos Pasar Tradisional Sampai Kalangan Profesional Palembang
BRImo dikenalkan di stand Sriwijaya Expo di Palembang, Sumsel [Suara.com/Tasmalinda]

SuaraSumsel.id - Pernampilan sejumlah pasar-pasar tradisional kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) kekinian telah berubah. Pasar-pasar yang identik dengan pertemuan pembeli dan penjual nan ramai makin diperkenalkan akan digitalisasi perbankan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk.

Di setiap sudut pasar-pasar tradisional ini kemudian ditemukan pengenalan mengenai BRImo BRI. Pengenalan baik dengan flayer sosialisasi, penggunaan QRIS di para pedagang sampai pojok-pojok laku pandai, BRILink.

BRImo merupakan produk digital dalam bentuk aplikasi yang memudahkan pembeli dan pedagang untuk bertransaksi tanpa uang tunai.

BRImo memberikan layanan perbankan seperti halnya transfer uang, transaksi jual beli termasuk layanan yang terkoneksi dengan mesin Electronic Data Capture (EDC) BRI.

Baca Juga:Achmad Yakub: Cegah Karhutlabun Butuh Kolaborasi Melibatkan Petani di Sumsel

Tentu layanan ini diakui oleh Sari Mandayani, pembeli asal Lemabang lebih praktis.

Dia memastikan untuk tidak lagi membawa uang tunai dalam cukup besar, karena seluruh transaksi tersedia di BRImo. "Dengan aplikasi BRImo sudah sangat dimudahkan, bahkan ambil uang tunai juga bisa di ATM dengan BRImo," ujarnya.

Pengalaman berdigitalisasi perbankan ini sangat membantunya dalam bertransaksi. Dia membandingkan jika sebelumnya membawa uang tunai ke pasar tradisional nan membuatnya khawatir.

"Sekarang dengan ponsel pintar yang digenggam di tangan, transaksi sudah bisa dilakukan untuk membeli berbagai kebutuhan," ucap ia.

Kekinian, ia menyakini dengan semakin banyak pedagang mengenakan layanan QRIS, akan semakin banyak pula pembeli yang terbantu.

Baca Juga:Sumsel Ekspor Puluhan Ribu Kilogram Paha Kodok Senilai Rp2,3 Miliar ke Prancis

Dia beberapa kali mencoba bertransaksi dengan angka pembelian nominal yang kecil,namun tetap bisa dilakukan di toko di pasar tradisional di Palembang ini.

"Sempat beli kopi di kedai coffe Agam di lantai 3, juga pakai QRIS, padahal pembelian kopinya hanya Rp15.000 an. Artinya sudah sangat tidak masalah lagi, dalam pembelian nominal berapa pun," ucapnya.

Pengenalan QRIS di sejumlah kawasan publik seperti halnya pasar tradisional, juga dilakukan BRI pada sejumlah kawasan wisata di Palembang.

Hanya berjarak belasan kilometer dari pasar tradisional 16 Ilir Palembang, BRI kembali menyisir kawasan pusat wisata kuliner kota Palembang.

Pusat kuliner kota Palembang ini pun sudah melengkapi diri dengan digitalisasi BRI. Sejumlah layanan dapat dirasakan pengunjung baik pembeli maupun wisatawan di Palembang. Sejumlah warung makan, kedai lauk, kedai kopi sampai warung apung pun sudah menggunakan QRIS BRI.

Jika tidak ada layanan QRIS, pedagang pun menyampaikan pilihan untuk menggunakan aplikasi BRImo.

Secara tidak langsung, pedagang pun membiasanya pembeli agar berdigital dalam pembayaran. "Bahkan membeli sebotol minuman mineral juga bisa pakai QRIS," kata Mbok Ya , penjual pindang di pusat kuliner wisata tersebut.

Pelaku UMKM kuliner tradisional Palembang ini mengakui sudah setahun terakhir mengenalkan produk perbankan BRI di warungnya.

Pengenalan ini pun mendapatkan pelatihan dari BRI. "Sebelumnya pernah ada aplikasi dompet digital juga menawarkan programnya, tapi BRI ternyata lebih ringkas, juga ada pendampingan terhadap UMKM. Programnya juga sepaket dnegan kebutuhan pedagang," aku Mbok Ya.

Pengusaha asli Komering ini pun mengakui jika ditawarkan pembiayaan bagi unit usaha kecil dari BRI.

"Sejak toko pakai QRIS BRI, saya pakai aplikasi BRImo," akunya.

Kesan dimudahkan dengan layanan digital BRI juga diakui oleh pengelola warung yang meberikan layanan laku pandai di Palembang.

Layanan BRI ternyata tidak hanya di pusat kota, di perbatasan kota Palembang dan kabupaten Banyuasin juga dikenalkan laku pandai, BRILink yang menjadi layanan bagi masyarakat bertransaksi layaknya bank mini.

Pengelola BRILink ini pun menyediakan layanan nan sama lengkapnya dengan kebutuhan saat ke bank, tentu dengan pengenalan proses digitalisasi kepada masyarakatnya.

Salah satu laku pandai, BRILink di kawasan perbatasan kota Palembang dan Banyuasin ini menceritakan bagaimana digitalisasi dikenalkannya lebih dekat dengan masyarakat dari berbagai kelas ekonomi.

PT Bank Rakyat Indonesia membuktikan mampu menyentuh kebutuhan di kawasan pinggiran selama pandemi lalu.

BRI cabang officer Palembang mencatat terjadi pertumbuhan 732 agen BRILink. Pertumbuhan ini dinyatakan makin masif di kawasan pinggiran kota Palembang.

Pada tahun 2020, BRI cabang officer Palembang dengan tiga wilayah administrasi perkotaan dan per kabupaten, yakni Palembang, Banyuasin dan Musi Banyuasin memiliki jumlah agen sebanyak 2760 agen.

Dua tahun kemudian, kantor cabang ini telah menaungi 3348 agen BRILink dengan tingkat pertumbuhan dominan di kawasan perbatasan.

“Setiap agen BRILink ini memiliki titik map nya. Di kantor cabang mencatat tingkat pertumbuhan BRILink cukup tinggi selama dua tahun terakhir,” ungkap Officer Depart BRILink RO Palembang, Apran Pimo kepada Suara.com belum lama ini.

Pimo juga optimis, BRILink BRI akan terus tumbuh di kawasan dengan jangkauan layanan kantor Bank yang jauh. Mengingat sebagian besar fungsi perbankan kantor bank sekaligus layanan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) bisa diakses di BRILink.

“Tentu akan lebih tumbuh di perbatasan, karena cenderung tumbuh mendekati kawasan yang jauh dari bank. Kawasan pedesaan atau perkampungan seperti kawasan jalur di Banyuasin. Di agen BRILink semua bisa dilakukan, tarik, setor, memenuhi kebutuhan transaksi lainnya, sampai ke dompet digital juga bisa. Juga menggantikan fungsi ATM,” sambung Pimo.

“Jika ke bank, tentu nasabah akan perlu ongkos atau biaya transaksi, biaya parkir, sampai masih harus ke lokasi lainnya guna beli token dan lainnya. Jika di agen BRIlink, semua kebutuhan tersebut bisa dilakukan berbarengan. Bahkan mengambil bantuan pemerintah, sampai mau ajukan kredit mikro dengan bunga rendah,” terang Pimo.

Jika dibandingkan dengan layanan seperti toko mini market, harus hadir di sepanjang jalan akses utama, namun BRILink bisa hadir di kios-kios pinggiran, masuk lorong, sampai di kedai-kedai. BRILink juga bisa hadir di pasar tradisional, mal, sampai toko kelontong.

“BRILink lebih mudah diakses oleh masyarakat, jumlahnya yang makin bertambah dan tersebar luas, membuat masyarakat terutama nasabah memiliki agen ini sebagai pilihan transaksi,” sambung Pimo.

Untuk transaksi di BRILink akan dikenakan biaya Rp3.000 yang dibagi menjadi fee dua pihak, yakni BRI dan agen. Pihak agen BRILink akan mendapatkan fee internal Rp1500 setiap transaksi yang diberikan.

“Agen BRILink pun bisa mengenakan biaya administrasi sebagai kesepakatannya dengan konsumen. Misalnya pada kelipatan transaksi Rp 5 juta, Rp 50 juta atau lebih tinggi tapi agen juga harus kompetitif menggaet konsumen agar kembali,” ujarnya.

Berdasarkan nilai transaksi, pada tahun 2022 di kantor cabang officer BRI mencatat 244.587 transaksi dengan nilai transaksi Rp 338,7 miliar.

Pada 2023, sudah ada 227.014 transaksi dengan nilai Rp 349,8 miliar,

“Nilai transaksi di tahun ini akan terus meningkat meski beberapa hal terjadi setelah pandemi, misalnya masyarakat memilih makin mengembangkan usaha, atau makin banyaknya aplikasi serupa yang mengemban fungsi yang hampir mirip bisa tarik uang,” ungkap Pimo menjelaskan.

Pimo mengungkapkan agen BRILink BRI memiliki keuntungan fee yang ganda.

Selain fee internal, juga bisa mendapatkan fee yang biasa disebut biaya administrasi. Agen-agen BRILink BRI juga memiliki paguyuban, BRILinkers yang menjadi wadah bagaimana agen BRILink bisa meningkatkan layanan perbankan.

Di kalangan anak muda dan profesional Palembang, BRImo makin dikenalkan. Pada pertengahan tahun lalu, BRI juga memperluas komunitas digitalisasi perbankannya yang selaras dengan “Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)” Bank Indonesia.

BRI terus menciptakan komunitas di kota Palembang khususnya para pelaku usaha seperti pedagang, sampai dengan masyarakat agar mengenalkan instrumen on tunai atau less cash society (LCS).

BRI region Palembang melakukan kerjasama dengan Kementerian Hukum dan HAM wilayah Sumatera Selatan dalam memperluas layanan perbankan secara digital.

Pimpinan Wilayah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) regional office Palembang Wahyudi Dermawan mengungkapkan nota kesepahaman penyediaan dan pemanfaatan jasa layanan Perbankan di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Selatan merupakan bagian memperluas layanan perbankan BRI.

BRI secara nasional dengan 19 kantor wilayah, satu kantor cabang khusus sekaligus 461 kantor cabang serta sampai 5.293 BRI uni, dan layanan perbankan lainnya dengan real time online sistem akan mendukung layanan terhadap nasabah

“BRI pun mengembangkan jaringan e-channel dan saat ini BRI memiliki 152.443 Jaringan e-channel baik ATM, EDC,CDM, E-Buzz) seluruh Indonesia, akan mempermudah nasabah, termasuk saat ini di lingkup kerja Kementerian Hukum dan HAM di Sumsel,” katanya.

Untuk di wilayah BRI Palembang, wilayah kerja meliputi tiga provinsi yakni Sumsel, Bangka Belitung dan Jambi dengan layanan 21 kantor cabang, serta jaringan e-channel sebanyak 590 ATM, CRM 330, BRILink 3.133 serta 4.551 EDC.

“Selain itu, untuk mendukung sekaligus memperlancar jaringan komunikasi, Bank BRI memiliki satelit yang dinamakan BRISAR, yang menjadikan BRI bukan hanya satu-satunya bank di Indonesia tetapi juga di dunia yang memiliki satelit sendiri,” terangnya.

Adapun prioritas pertama guna merealisasikan dalam nota, kesepahaman ini ialah layanan pembayaran gaji pegawai alias payroll, tunjangan manfaat lainnya serta pembiayaan untuk para pegawai.

"BRI menawarkan fitur cash management system atau CMS yakni layanan perbankan elektronik berbasis internet yang memungkinkan Kemenkumham memperoleh informasi mengenai rekeningnya, sekaligus manajemen likuiditas serta bertransaksi secara swalayan dan online real-time tanpa batasan tempat dan waktu,” ujarnya

Nota kesepakatan meliputi tukar menukar data dan atau informasi, pembukaan rekening tabungan pegawai, peningkatan kapasitas sumber daya manusia bagi semua pihak, sosialisasi dan edukasi layanan jasa perbankan, layanan penyaluran dana APBN, layanan penerimaan negara bukan pajak atau PNBP, layanan pemasangan ATM, layanan fasilitas CMS, layanan pemberian fasilitas pinjaman untuk pegawai, layanan dana pensiun lembaga keuangan serta, layanan pembayaran gaji pegawai, tunjangan dan manfaat lainnya, layanan Digipay marketplacet, BRIZZI, EDC serta QRIS.

“Besar harapan saya kehadiran layanan ini memberikan banyak manfaat pada kedua pihak,” harap Wahyudi Dermawan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini