SuaraSumsel.id - Keributan yang berujung penganiayaan sehingga menewaskan adik bupati Muratara Devi Suhartoni, Muhammad Aidil ternyata bukan rapat mengenai pemilihan kepala desa (Pilkades) melainkan pembahasan investasi sumur bor minyak di desa tersebut.
Hal ini memicu ketersingungan pelaku yang merupakan kakak beradik,Arwan dan Ariansyah mengeroyok korban Muhammad Abadi (45) warga Desa Belani, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), hingga tidak tertolong.
Korban mengembuskan nafas terakhir dalam perjalanan ke Puskesmas Bingin Teluk, dengan luka bekas sajam di tubuh.
Berdasarkan informasi di lapangan peristiwa bermula dari rapat yang dilakukan di rumah saksi Pandit dan dihadiri oleh Akim dan tiga orang rekannya (belum diketahui namanya). Pandit, Camat Rawas Ilir Husin, PJ Kades Belani Paisol, Pol-PP Kecamatan Rawas Ilir Yansah, Muhammad Abadi, Deki, Sandy, Erwin, Toni, Edi, dan Sumarta.
Baca Juga:Profil Ketua KONI Hendri Zainuddin, Tersangka Korupsi Dana Hibah Pemprov Sumsel
Pada saat berlangsung rapat, datang pelaku Arwan masuk ke dalam rumah Pandit. Karena rapatnya bersifat internal, pelaku disuruh keluar oleh korban Muhammad Abadi.
Arwan pergi meninggalkan rumah Pandit. Beberapa saat kemudian, Arwan datang kembali dengan menggunakan mobil Mitsubishi Xpander warna silver bersama kakak kandungnya Ariyansyah dengan bersajam.
Deki berlari masuk ke rumah Pandit. Melihat kejadian tersebut, korban Muhammad Abadi keluar dari rumah Pandit dan terjadilah pengeroyokan korban oleh Arwan bersama Ariansyah di luar rumah Pandit.
Akibat peristiwa itu Muhammad Abadi mengalami luka bacok di bagian muka dan sekujur tubuhnya, sehingga tergeletak di lantai. Kejadian pengeroyokan tersebut disaksikan oleh Dede, Erwin, dan Toni.
Namun takdir berkata lain, Muhammad Abadi meninggal dunia diduga kehabisan darah. Sedangkan Deki mengalami luka pada bagian tangan kanan bagian jempol putus dan tangan kiri jari telunjuk putus.
Baca Juga:Berikut 7 Nama PJ Bupati Dan Wali Kota di Sumsel yang Bocor ke Publik, Didominasi Sekda
Masih menurut sumber di lapangan setelah kejadian tersebut, sekitar pukul 21.00 WIB, massa melakukan pengerusakan dua unit rumah yaitu milik Mat (orang tua dari Arwan dan Ariansyah) dan rumah milik Arwan.
Sekitar pukul 22.00 WIB, kobaran api di rumah Lukman sudah mulai mati, sementara api di rumah Amir mulai mati sekitar pukul 22.20 WIB dan dibantu oleh mobil pemadam kebakaran dari PT SRMD.
Selanjutnya sekitar pukul 23.30 kembali terjadi pembakaran dua unit rumah yaitu rumah milik Arifin (kakak kandung Arwan dan Ariyasyah) dan rumah milik Ariansyah.
Melansir sumselupdate.com-jaringan Suara.com, Camat yang tidak mau disebutkan namanya membenarkan bahwa yang meninggal dunia tersebut adalah adik kandung Bupati Muratara.
“Benar yang meninggal dunia tersebut adik kandung Bupati Muratara,” ujarnya.