Tradisi Agustusan di Palembang, Sejarah Lomba Perahu Bidar Dikaitkan Ulang Tahun Ratu Belanda

Berdasarkan catatan sejarahnya, perlombaan perahu bidar telah diselenggarakan sejak tahun 1898. Saat perayaan ulang tahun Ratu Belanda, Wilhelmina.

Tasmalinda
Rabu, 02 Agustus 2023 | 11:47 WIB
Tradisi Agustusan di Palembang, Sejarah Lomba Perahu Bidar Dikaitkan Ulang Tahun Ratu Belanda
Perahu bidar di Sungai Musi Palembang [dok. dinas pariwisata]

SuaraSumsel.id - Mengunjungi kota Palembang, Sumatera Selataan pada bulan Agustus seperti ini tentu akan mendapatkan pengalaman tersendiri. Setiap bulan yang menjadi bulan Proklamasi Kemerdekaan RI, terdapat tradisi tahunan yang digelar di Sungai Musi, Palembang.

Tidak hanya di bulan Agustus, saat merayakan HUT Kota Palembang pada 17 Juni juga digelar parade perahu hias dan perahu bidar. Lalu sejak kapan dua tradisi ini dilaksanakan di Palembang? Ada yang mengaitkannya dengan cerita rakyat Puteri Dayang Merindu.

Pada tahun 2023 in, Lomba Bidar Tradisional dan Parade perahu hias akan hadir pada 19 Agustus 2023 yaang dipusatkan di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang.

Disebutkan jika lomba perahu bidar bermula dari perlombaan bidar antar dua pangeran Palembang yang menguji kekuatan dengan pemuda dari uluan.

Baca Juga:Elpiji 3 Kilogram Langka di Sumsel, Pertamina Disurati Pemda

Perlombaan ini memperebutkan seorang gadis bernama Dayang Merindu. Di akhir pertandingan, kedua pemuda tewas kelelahan sehingga membuat puteri Dayang Merindu bunuh diri karena kehilangan pria pujaan hatinya.

Berdasarkan catatan sejarahnya, perlombaan perahu bidar telah diselenggarakan sejak tahun 1898. Saat perayaan ulang tahun Ratu Belanda, Wilhelmina.

Dalam perayaan ulang tahun ratu Belanda itu, digelar sejumlah perlombaan di tepian Sungai Musi ini seperti lomba balap karung, panjat pinang, dan parade perahu hias.  Untuk lomba adu cepat perahu bidar baru tercatat hadir di Palembang pada 24 April 1933.

Beberapa ahli sejarah juga menyebut, jika lomba perahu bidar bermula pada masa Kerajaan Sriwijaya atau Kesultanan Palembang Darussalam.

Pada saat itu, bidar disebut sebagai 'kendaraan perang' yang berpatroli di Sungai Musi guna menjaga keamanan kota Palembang.

Baca Juga:Piala Dunia U-17 Dipertimbangkan Digelar di Jawa, Sumsel Bakal Batal Jadi Tuan Rumah

Untuk mengingat eksistensinya, maka dibuat lomba perahu bidar mulai masa Kesultanan Darussalam hingga sekarang.

Terdapat dua jenis yang perahu bidar yang diperlombaan saat ini, yakni perahu bidar berprestasi, dan perahu bidar tradisional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini