Butuh 20 Kolam Retensi, Publik Makin Ragu Pemkot Bisa Atasi Banjir Palembang

Publik meragukan keseriusan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang mengatasi banjir karena sebut butuh puluhan kolam renang.

Tasmalinda
Senin, 12 Desember 2022 | 11:43 WIB
Butuh 20 Kolam Retensi, Publik Makin Ragu Pemkot Bisa Atasi Banjir Palembang
Palembang dikepung banjir, Kamis [6/10/2022]. Publik makin ragu, Pemkot bisa atasi banjir Palembang.

SuaraSumsel.id - Kota Palembang, Sumatera Selatan terus berlangganan banjir. Setidaknya beberapa hari di pekan lalu, Palembang terendam banjir yang juga dipicu intensitas hujan yang tinggi.

Sekda Palembang menyebutkan Palembang masih membutuhkan 20 kolam retensi atasi banjir di Palembang. Menanggapi hal itu, publik meragukan keseriusan Pemerintah Kota (Pemkot) mengatasi banjir di Palembang.

Publik menilai selama 10 tahun terakhir, banjir di Palembang kian parah. Beberapa wilayah yang bukan langganan banjir malah berubah menjadi langganan banjir baru.

Hujan lebat menimbulkan genangan di kawasan permukiman Sekip Bendung, Demang Lebar Daun, Dwikora, Jalan Simanjuntak, dan Rawa Sari belakang kampus lama UIN Raden Fattah Palembang.

Baca Juga:Serunya Festival Generasi Happy Tri di Palembang, Ajak Gen Z Cerdas Berdigital

Selain itu, hujan menyebabkan ruas Jalan Soekarno Hatta, Jalan Sultan Mahmud Badaruddin II KM 11, Jalan Jepang Kecamatan Alang-Alang Lebar, Jalan Kolonel Barlian, Jalan Basuki Rahmad, Jalan R Sukamto, Jalan Demang Lebar Daun, Jalan Mayor Ruslan, Jalan Bay Salim, dan Jalan Jendral Sudirman di depan rumah Dinas Pangdam II Sriwijaya tergenang.

Saban banjir, jalan-jalan protokol pun menjadi korban. Bencana banjir diakui warga jalan Sudirman, kian parah di Palembang.

"Jika harus tunggu 20 kolam retensi, sampai tahun atau abad kapan Palembang bebas banjir," tanya Sandri, warga Sudirman.

Banjir sendiri diakuinya berdampak luas, mulai dari ekonomi, produktivitas penduduk, kualitas bangunan, pelayanan pemerintah lainnya, hingga mental masyarakat Palembang.

"Palembang banjir terus menerus, jalan rusak, macet, rawan kecelakaan, warga jadi tidak produktif, pendapatan menurun, warga stres dan lama kelamaan, Palembang menjadi kota yang tidak nyaman, dan tingkat ekonomi rendah," sambung dosen di Universitas swasta di Palembang ini.

Baca Juga:Niatnya Sih Biar Keren, Baju Syahrini Malah Disamain sama Kasur Palembang: Ini Konsepnya Gimana Sih?

Buruknya komunikasi sekaligus langkah yang diambil Pemerintah menjadi cerminan dan penilaian pada sosok pemimpin.

"Jika terus-terusan Palembang disebut butuh puluhan kolam retensi, sebenarnya sampai kapan Palembang akan bebas banjir?, tanyanya kemudian.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palembang Ratu Dewa sebelumnya kota Palembang harus memiliki 20 kolam retensi sebagai salah satu solusi mengatasi banjir.

"Berdasarkan kajian kami bahwa Kota Palembang ini idealnya memiliki 20 kolam retensi, karena saat ini yang ada baru tujuh unit yang dinilai belum mampu mengendalikan genangan air atau banjir jika terjadi hujan lebat," katanya.

Kolam retensi ini dinilai efektif untuk mengatasi banjir dalam jangka panjang karena fungsinya sebagai pengganti lahan resapan yang banyak beralih fungsi menjadi kawasan permukiman dan perkantoran serta penyebab lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini