Sementara itu, ia menyatakan, vitalitas bahasa asli daerah Sumsel saat ini diklasifikasikan berada dalam kondisi yang mengalami penurunan sehingga sejatinya membutuhkan tindakan revitalisasi supaya tetap lestari.
Balai Bahasa Sumsel mencatat ada sebanyak enam bahasa asli yang ada di daerah ini, masing-masing Bahasa Komering, Kayu Agung, Lematang, Melayu Ogan dan Bahasa Pedamaran.
Semua bahasa asli daerah tersebut mengalami penurunan vitalitas atau penuturannya sudah sedikit dimanfaatkan masyarakat karena disebabkan oleh banyak faktor di antaranya pengaruh perkembangan pemanfaatan teknologi komunikasi internet, politik ekonomi dunia dan migrasi masyarakat.
“Revitalisasi artinya berusaha mendeskripsikan aspek bahasa dari segi fonilogi, morfologi sintaksis, tata bahasa untuk didokumentasikan," ujarnya.
Baca Juga:32 Desa di Sumatera Selatan Belum Teraliri Listrik, Ini Penyebabnya
Setelah itu dilakukan pencatatan atau registrasi bahasa untuk bisa jadi bahan pembelajaran di sekolah-sekolah.
Diketahui sebelum bahasa Komering, Balai Bahasa sudah menerbitkan kamus Bahasa Palembang-Indonesia ( https://kamus-palembang.loko.co.id ) dan bahasa-bahasa asli daerah lainnya yang juga akan bertahap di dokumentasikan dalam bentuk kamus. (ANTARA)