SuaraSumsel.id - Sosok ART Ferdy Sambo, Susi kembali dihadirkan di persidangan kasus pembunuhan yang dilakukan Ferdy Sambo terhadap Brijadir J alias Nofriansyah Yoshua Hutabarat. Susi bersaksi untuk terdakwa Kuat Maruf dan Ricky Rizal di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan bersama saksi lainnya.
Berdasarkan pengakuan Susi, situasi rumah pribadi Ferdy Sambo yang berada di Jalan Saguling Duren Tiga Jakarta Selatan sebelum terjadi insiden pembunuhan, Putri Candrawathi batal isoman.
Susi diminta Majelis Hakim untuk menceritakan keadaan setelah rombongan keluarga Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi sampai di Jakarta setelah dari rumah pribadinya di Magelang.
“Sesampainya tiba di Jakarta siapa saja yang PCR?” tanya Majelis Hakim.
Baca Juga:Pekerja di Sumsel Minta UMP Naik 13 Persen Pada 2023, Alasannya Karena Ini
Susi menjelaskan kegiatan Putri Candrawathi dan dirinya di rumah Saguling.
“Setahu saya cuman Ibu (Putri Candrawathi yang PCR) duluan. (Setelah itu) ibu naik ke lift, terus saya. Selebihnya saya tidak tahu. Karena saya langsung ke kamar untuk beres beres barang-barang saya, terus saya mandi terus masuk kamar istirahat terus ketiduran,” urainya menjawab.
Majelis Hakim juga lanjut menanyakan aktivitas Susi setelah itu. Pasalnya, dalam keterangan sebelumnya disampaikan bahwa Susi sempat tertidur dan dibangunkan untuk diajak ke rumah dinas Sambo di Komplek Polri Duren Tiga.
“Kapan saudara dibangunkan untuk ikut ke sana (rumah dinas Sambo di Komplek Polri Duren Tiga)? Siapa yang bangunkan saudara?” tanya Hakim.
“Om Daden (ajudan Sambo),” jawabnya.
Baca Juga:Sumsel Berlakukan PPKM Level I, Posko Penanganan Covid-19 Kembali Diaktifkan
Majelis Hakim memperdalam keterangan Susi dengan menanyakan perkataan yang disampaikan Daden untuk mengajak Susi ke rumah dinas di Komplek Polri Duren Tiga.
“Saudara Daden bilang gimana?” tanya Hakim.
“‘Bi Susi, Bi Susi mana?’ Gitu (kata Daden) dengan suara kencang. Terus saya bilang, ‘apa om? Saya di kamar’. Terus (Daden bilang), ‘Bi, disuruh nyusul ibu ke 46 (rumah dinas). Terus saya bilang, ‘ngapain?’ ‘Isoman’ (kata Daden),” papar Susi mencontohkan percakapannya dengan Daden saat itu.
“Terus yaudah aku beres-beres dulu. Terus, (Susi tanya), ‘saya sama siapa om?’. (Jawab Daden), ‘sama Om Damson, sekalian nasi box mohon dibawa ya Bi’. ‘Iya’ saya bilang,” sambungnya menceritakan.
Saat ia, sudah mau jalan menuju rumah dinas Sambo di Komplek Polri Duren Tiga bersama Damson yang menenteng nasi box, justru Putri Candrawathi datang bersama Ricky Rizal.
“Terus saya nggak jadi nyusul karena Om Ricky bilang, ‘udah enggak usah nyusul, Ibu sudah pulang’. Terus saya ikuti Ibu dari belakang, sambil (bilang) ‘Bu maaf tasnya mau dibawain nggak?’ Terus Ibu (bilang), ‘jangan, Bi Susi ke kamar saja’,” lanjut Susi menceritakan.
Majelis Hakim kembali bertanya untuk menegaskan soal sosok yang melarang Susi untuk datang ke Rumah Dinas Sambo d Komplek Polri Duren Tiga yang merupakan Tempat Kejadian Perkara (TKP) penembakan Brigadir J.
“Jadi saudara Ricky yang menyampaikan kepada saudara tidak usah ikut ke Duren Tiga?” tanya Hakim lagi. Dikutip dari Rmol.id. Kamis, 10 November 2022.
“Siap. karena Ibu udah balik,” demikian Susi menjawab.
Selain dari itu, Susui asisten rumah tangga (ART) Ferdy Sambo, Susi dalam sidang senpat menilai bahwa Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J memiliki kepribadian yang temperamental atau mudah marah.
Hal itu disampaikan Susi saat dihadirkan jaksa penuntut umum (JPU) sebagai saksi dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J untuk terdakwa Ricky Rizal dan Kuat Ma’ruf.
Penilaian Susi terhadap Brigadir Yosua disampailkan saat menjawab pertanyaan jaksa mengenai kepribadian Brigadir J yang ia ketahui.
“Kalau menurut saya suka marah-marah, apa sih namanya, temperamental,” ucap Susi.
Melansir terkini.id-jaringan Suara.com, Susi pun mencontohkan bahwa Brigadir J kerap menunda ketika diminta tolong mengambil belanjaan atau barang.
Ia menilai, Brigadir Yosua juga suka “ngedumel” ketika dipanggil istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
“Terus kalau dipanggil Ibu selalu lama terus kadang ngedumel begitu, ‘Apa sih Bi, apa lagi?’, ‘Oh maaf dicari ibu'” kata Susi.