Update Harga Sembako di Palembang: Beras Naik, Telur Ayam Tidak Stabil

Sejumlah harga sembako di Pasar Tradisional di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) masih tinggi.

Tasmalinda
Selasa, 18 Oktober 2022 | 17:26 WIB
Update Harga Sembako di Palembang: Beras Naik, Telur Ayam Tidak Stabil
Penjual telur ayam di Palembang, Sumatera Selatan. Harga telur ayam di Palembang cenderung tidak stabil [Suara.com/Siti Umnah]

SuaraSumsel.id - Harga komoditas beras di Pasar Tradisional Perumnas Sako Palembang Sumatera Selatan pada Selasa, (18/10/22) memperlihatkan kenaikan. Salah satu yang mengalami kenaikan ialah komoditas beras yang menyentuh harga Rp235 ribu per 20 Kilogram.

Salah satu pedagang beras di pasar Perum Palembang, Qoyim menyebutkan jika saat ini harga beras tertinggi di merk Belida yaitu Rp235 ribu per 20 kilogram.

“Selama dua bulan ini naiknya sekitar Rp37 ribu. Merk Belida paling tinggi yaitu darj harga Rp198 ribu menjadi Rp235 ribu kemudian merk topi koki dan selancar dari harga Rp198 ribu menjadi Rp222 ribu per 20 kilogram,” katanya saat ditemui di kios pada Selasa, (18/10/22).

Ia menjelaskan bahwa dalam kurun waktu dua bulan, harga komoditas beras terus mengalami kenaikan setiap harinya.

Baca Juga:Sawit Belum Memakmurkan Petani Bumi Sriwijaya

“Pernah dalam satu minggu itu naik terus, kalau di total naiknya sampai Rp1000 per lima kilogram. Memang kalau beras kan ada terus yang beli karena kebutuhan pokok, tapi mungkin yang biasa ambil banyak jadi agak kurang,” imbuhnya.

Harga komoditas telur di Pasar Tradisional Perumnas Sako Palembang dikatakan salah satu pedagang bernama Heri masih tergolong stabil sejak empat hari yang lalu.

“Harga yang kita jual tergantung, kalau sama langganan bisa kami kasih Rp23 ribu hingga Rp24 ribu per kilogramnya, tapi kalau yang bukan langganan harganya tetap Rp25 ribu,” kata Heri.

Dirinya menjelaskan bahwa harga telur yang ia jual bahkan pernah mencapai harga Rp29 ribu dan trafik harganya setiap hari berubah-ubah.

“Kalau telur ini cenderung tidak stabil, kadang naik terus kadang turun terus kadang naik turun. Kalau naik dan turun selisih paling Rp500 ya telur ini kalau mahal daya belinya berkurang, kalo telur di Sumsel ini 75 persen dikirim ke Jakarta, Bangka dan Batam jadi kita ini tinggal sisanya,” jelasnya.

Baca Juga:Pupus Harapan Sekolah di Lumbung Sawit Sumsel

Heri mengaku bisa menjual telur hingga 450 kilogram dan telur pecah hingga 120-130 kilogram.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak