SuaraSumsel.id - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Palembang, dan para distributor pangan menggelar Pasar Murah Digital selama dua hari.
Pasar murah digital tersebut berlangsung di Halaman Kantor Kecamatan Sako, Kota Palembang. Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan sebagai salah satu bentuk implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) serta tindak lanjut dari arahan Presiden Republik Indonesia dalam Rakornas Pengendalian Inflasi 2022 menjaga kestabilan inflasi pangan di tengah risiko kenaikan harga pangan dan energi di berbagai negara.
Dikatakan Kepala BI Perwakilan Sumsel, Erwin Soeriadimadja kehadiran pasar murah digital ini menjadi lebih spesial, dengan kolaborasi bersama Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD), Bank Sumsel Babel, dan Perum Bulog Divre Sumsel Babel, sehingga para pembeli dapat melakukan pembayaran dengan tidak secara tunai.
"Untuk mendorong semakin banyak masyarakat yang terbiasa menggunakan pembayaran non tunai, khususnya dengan QRIS, pengunjung pasar murah dapat membeli berbagai bahan pangan dengan harga yang lebih murah di bandingkan di pasar" ujarnya,
Baca Juga:Bayi Laki-Laki Ditemukan di Pasar Pagi Gelumbang Sumsel, Isi Surat Sang Ayah Bikin Pilu
Perbandingan harga lebih murah misalnya paket 5 kg beras premium hanya dengan membayar Rp40.000,00. Jauh lebih murah dibandingkan pasaran yang menyentuh angka lebih dari Rp50.000
"QRIS di pasar murah digital ini bekerja sama dengan Rumah Kopi Sumsel, yakni dengan menyediakan kopi susu hanya dengan membayar melalui QRIS senilai Rp77," ujarnya.
Asisten Administrasi Umum Kota Palembang, Zulkarnain mengatakan pasar murah digital merupakan salah satu upaya membantu masyarakat yang berpenghasilan rendah memenuhi kebutuhan bahan pokok sehari-hari.
"Di tengah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) baru-baru ini. “Dalam pasar murah ini kami juga mendorong masyarakat untuk melakukan transaksi pembayaran secara non tunai,"ungkap Zulkarnain.
Bank Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan dari sisi suplai juga diwujudkan dengan pemberian alsintan dan saprodi kepada kelompok tani serta membantu Gerakan Tanam Cabai di Sumatera Selatan, antara lain dengan pemberian 77.777 benih cabai merah untuk 500 orang petani milenial di berbagai kabupaten.
Baca Juga:Temuan Gas Baru di Pali Sumsel, Ditarget Tambah Cadangan Blok B Benuang Pertamina
Tampak juga di pasar murah tersebut, ibu-ibu masih banyak belajar menggunakan aplikasi QRIS sebagai pembayaran non tunai.
"Sempat bingung ya, tapi tadi diajarkan. Ada juga tetangga tak bisa, jadi belanjanya kolektif," ujar Lia, kepada Suara.com.