H-1 Idul Adha, Harga Kebutuhan Pokok di Lubuklinggau Naik Tajam

Di Pasar Inpres Lubuklinggau misalnyaharga cabai merah, cabai hijau, cabai rawit, daging dan ayam naik

Wakos Reza Gautama
Sabtu, 09 Juli 2022 | 13:28 WIB
H-1 Idul Adha, Harga Kebutuhan Pokok di Lubuklinggau Naik Tajam
Harga kebutuhan pokok di Pasar Inpres Lubuklinggau naik jelang Hari Raya Idul Adha, Sabtu (9/7/2022). [Suara.com/Malik]

SuaraSumsel.id - Harga barang kebutuhan pokok  di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, melambung tinggi di H-1 jelang hari raya Idul Adha, Sabtu (9/7/2022).

Di Pasar Inpres Lubuklinggau misalnya harga cabai merah, cabai hijau, cabai rawit, daging dan ayam naik signifikan. 

Harga cabai merah saat ini per kg tembus Rp160 rib padahal sehari sebelumnya hanya Rp100 ribu per kg.

Harga cabai hijau juga naik menjadi Rp80 ribu per kg yang tadinya Rp60 ribu. Ternasuk harga cabai rawit naik sudah tiga hari terakhir menjadi Rp120 ribu per kg dari Rp90 ribu.

Baca Juga:Ratusan Umat Muslim di Makassar Ikuti Sholat Idul Adha Dengan Penuh Suka Cita

"Naik karena barang sedikit, sedangkan dimana-mana orang butuh apalagi sehari mau lebaran. Sehingga mahal," kata Siti Fatimah penjual cabai di di Pasar Inpres Lubullinggau.

Meski harga cabai mahal, ia mengaku pembeli tidak sepi. Namun pembeli mengurangi jumlah cabai yang dibeli.

Dari yang biasanya beli per kg, sekarang menjadi seperempat dan seons. Harga cabai merah seperempat Rp40 ribu, sedangkan per ons Rp16 ribu.

"Cabai ngambil dari daerah Curup (Provinsi Bengkulu). Per hari ngambil 20 kilo, sama seperti hari biasa. Jadi harga naik, tetap normal ngambil cabai," ungkapnya.

Selain itu, harga daging juga naik sudah sejak dua hari terakhir. Dua hari sebelumnya naik dari Rp130 ribu menjadi Rp140 ribu.

Baca Juga:Sapi Kurban Kabur Masuk ke Pasar Argosari Auto Bikin Panik Pedagang, Publik: Mau Cari Bumbu Rendang Dulu Itu

Kemudian setelah itu harganya kembali naik di H-1 jelang hari raya Idul Adha menjadi Rp150 ribu.

Edi Harto, penjual daging di Pasar Inpres menjelaskan kenaikan harga daging karena stok sapi dari Lampung langka sedangkan permintaan banyak.

Lalu faktor pembatasan keluar masuknya hewan ternak karena imbas penyakit mulut dan kuku (PMK) juga berdampak pada harga daging.

"Naik karena sapi barangnya agak langka, permintaan banyak," ungkapnya.

Menurut Edi, permintaan daging dari pembeli sejauh ini tidak ada masalah meskipun harganya alami kenaikan. Justru kata dia permintaan meningkat.

Hari biasanya ia menyiapkan 1 ekor sapi potong, saat ini dua ekor sapi potong yang menghasilkan 400 kilo daging.

"Sudah ada langganan tersendiri, alhamdulillah harga daging naik tidak mempengaruhi daya beli pelanggan," timpalnya.

Kemudian tak hanya cabai dan daging yang harganya melonjak. Harga ayam potong juga naik.

Tiga hari lalu harganya Rp30 ribu per kg, sekarang menjadi Rp40 ribu. Kenaikan harga ayam potong juga disebabkan karena stok sedikit dan permintaan banyak.

Ini diungkapkan Teti, pedagang ayam potong di Pasar Inpres.

"Sehari ini sama kematin permintaan banyak. Hari ini stok ada 200 kilo, lumayan ramai. Kemarin juga 200 kilo langsung habis. Alhamdulillah meski harga naik, pembeli masib ramai," bebernya.

Sementara itu untuk harga telur, bawang merah dan bawang putih tidak alami kenaikan.

Harga telur normal Rp52 ribu per karpet. Sedangkan harga bawang merah alami penurunan sudah sejak dua hari terakhir yang tadinya Rp60 ribu per kg menjadi Rp45 ribu. Bawang putih dari Rp30 ribu per kg menjadi Rp18 ribu.

Kontributor: Malik

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini