Mesti Berjalan 2 Kilometer hingga Naik Jerambah Ponton, Warga Desa Anyar Baru Dapat Sinyal

"Diantaranya Muara Beliti, STL Ulu Terawas, BTS Ulu Cecar, Muara Lakitan dan sebagainya

Tasmalinda
Rabu, 08 Juni 2022 | 08:54 WIB
Mesti Berjalan 2 Kilometer hingga Naik Jerambah Ponton, Warga Desa Anyar Baru Dapat Sinyal
Ilustrasi akses layanan internet. Mesti Berjalan 2 Kilometer hingga Naik Jerambah Ponton, Warga Desa Anyar Baru Dapat Sinyal [Shutterstock]

SuaraSumsel.id - Sejumlah daerah di wilayah di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan masih alami kesulitan sinyal komunikasi, seperti layanan internet atau blank spot. 

Tak jarang, masyarakat yang akan  berkomunikasi via telepon ataupun memanfaatkan internet harus mencari titik spot sinyal ke daerah yang tertinggi atau terbuka. Salah satunya dialami warga di Desa Anyar, Kecamatan Muara Lakitan, Musi Rawas.

"Sinyal kalau di dalam rumah tidak ada, tapi kalau di luar rumah. Itu untuk nelepon," kata Jamin, warga Desa Anyar, Kecamatan Muara Lakitan kepada Suara.com, Rabu (8/6/2022).

Warga harus pergi naik jerambah ponton yang jaraknya sekitar 2 km dari desa tersebut. "Kalau sore atau malam, warga kumpul berjejer dipinggir jerambah ponton main HP (hanphone) untuk internetan atau main game," jelasnya.

Baca Juga:Prakiraan Cuaca 8 Juni 2022, Sumsel Cerah Berawan hingga Dini Hari

Kepala Dinas Kominfo dan Statistik Musi Rawas, Salman Alfaresi mengakui di Musi Rawas masih terdapat sejumlah daerah yang blank spot. Terdapat 10 titik blank spot sinyal yang tersebar di enam wilayah Kecamatan. 

"Diantaranya Muara Beliti, STL Ulu Terawas, BTS Ulu Cecar, Muara Lakitan dan sebagainya," ungkap Salman. 

Sejauh ini menurutnya penyebab blank spot terkendala karena pemerintah daerah tidak punya kewenangan untuk membangun tower. Dan pembangunan tower merupakan hak dan kewenangan pemerintah Pusat atau Kementerian.

Sedangkan Kabupaten Musi Rawas, sejak dua tahun terakhir tidak mendapatkan bantuan pembangunan tower Base Tranceiver Station (BTS) ke  Badan Aksebilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Pusat.

"Termasuk tahun 2022 ini kita tidak dapat bantuan. Terakhir 2020 lalu yakni di dua desa meliputi HTI dan di Cecar," terang Salman Alfaresi.

Baca Juga:12 Anak di Sumsel Terluka, Atraksi Motor Tong Setan Ditutup Polisi

Berdasarkan penelusuran pihaknya kenapa Kabupaten Musi Rawas tidak mendapat tower Bakti, diketahui surat pelepasan hibah yang di HTI belum ada. Sehingga Musi Rawas masih terhutang.

"Kendala lain, pihak provider jaringan punya hitungan bisnis ketika memutuskan bangun tower," timpalnya.

Pihaknya bisa saja bekerjasama dengan provider. Akan tetapi pihak provider harus lebih dulu untuk melihat jumlah pemakai. Sebab bila tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan, maka mereka tidak mau mendirikan tower. "Mengatasi blank spot, kita berencana memanggil tiga provider agar bisa memasang penguat sinyal," ujarnya.

Bupati Kabupaten Musi Rawas Ratna Machmud mengatakan pihaknya secara bertahap akan terus mengatasi blank spot di Musi Rawas. Dan akan memulainya lebih dulu di wilayah Kecamatan Muara Beliti sebagai Ibu Kota.

"Akan dibuatkan Insfrastruktur agar tidak lagi blank spot," katanya.

Tahap tersebut menurutnya, telah mulai disusun masterplan Smart City. "Lewat penyusunan masterplan smart city, makan akan ketahuan berapa blank spot, kemudian insfrastruktur yang dibutuhkan," pungkasnya.

Kontributor: Malik

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini