Terdapat delapan kabupaten/kota yang akan menjadi satu provinsi yakni Kabupaten Musi Rawas Utara, kabupaten Musi Rawas, Kota Lubuklinggau, Kabupaten Empat Lawang, Kota Lahat, Kabupaten Pagaralam, Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Panungkal Abab Lematang Ilir (PALI).
Hal tersebut, menurut Abdullah tidak akan membuat kondisi Sumsel nantinya menjadi kehilangan eksistensi sebagai provinsi lama.
"Sumsel masih tetap ramai kalaupun nantinya terjadi pemekaran itu. Ya karena memang sudah eksis. Tapi dari sisi pengelolaanya itu tentunya harus berbagi karena ada provinsi baru," sampainya.
Dari wacana pemekaran tersebut, Abdullah menganggap hal itu menjadi kondisi yang lebih baik untuk kedua provinsi tersebut, juga berdampak baik dalam pelayanan masyarakat dan percepatan pembangunan jadi lebih baik.
Baca Juga:Wacana Pemilu 2024 Ditunda, Elit Politik di Sumsel Cenderung Pilih Wait And See
"Kemudian untuk daerah pemekaran itu bisa mudah berinteraksi dengan provinsi Bengkulu, Jambi, Sumsel dan Lampung," tambah dia.
Selain pesatnya partisipasi masyarakat dari berbagai sektor, Abdullah mengatakan kalau delapan kabupaten/kota tersebut akan mengalami kehilangan ikatan emosional dengan Sumsel.
"Dampak buruknya kemungkinan pada ikatan terhadap Sumsel akan mulai renggang Karena mereka sudah ada provinsi baru. Jadi mereka pastinya tidak menyebut sebagai orang Sumsel lagi tetapi Sumsel barat," jelasnya.
Maka dari itu, Abdullah menekankan untuk para penggerak harus membuat interaksi yang sudah terjadi saat ini tetap bisa berjalan seperti biasa dan tidak pudar
"Banyak positifnya kalau kita lihat-lihat, daerah terpencil bisa menjadi maju. Tetapi interaksi masyarakat di Sumsel saat ini dengan delapan kabupaten itu jangan sampai renggang apalagi pudar," pungkasnya.
Baca Juga:Belum Penuh Jalankan Prinsip Syariah, Baru 176 Koperasi Berlabel Syariah di Sumsel
Kontributor: Melati Putri R