Perajin Tahu di Belitung Tetap Produksi Meski Kedelai Mahal: Jika Harga Kedalai Naik Terus, Kami Stop Produksi

Perajin tahu di Belitung tetap produksi tahu dan tempe meski harga kacang kedelai mahal.

Tasmalinda
Selasa, 22 Februari 2022 | 19:54 WIB
Perajin Tahu di Belitung Tetap Produksi Meski Kedelai Mahal: Jika Harga Kedalai Naik Terus, Kami Stop Produksi
Ilustrasi pengerajin tahu. [Suara.com/Anang Firmansyah]

SuaraSumsel.id - Perajin tahu di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, tetap menjalankan kegiatan produksi meski harga kedelai naik mencapai Rp11.400 per kilogram.

"Kalau produksi saat ini tetap berjalan normal seperti biasa meskipun harga kedelai terus mengalami kenaikan," kata Pengusaha tahu, Aep Saefulloh di Tanjung Pandan, Selasa.

Untuk saat ini dirinya belum memutuskan apakah akan menghentikan sementara kegiatan produksi tahu, mengingat harga kedelai yang terus naik.

Harga kacang kedelai  saat ini mencapai Rp570 ribu per karung ukuran 50 kilogram atau Rp11.400 per kilogram naik dari sebelumnya yaitu Rp375 ribu per karung atau Rp7.500 per kilogram.

Baca Juga:Program DMO, Dua Produsen dan 20 Distributor di Sumsel Terima Alokasi 26 Juta Liter Minyak Goreng

Berdasarkan sejumlah informasi yang beredar di masyarakat, jika harga kedelai di daerah itu akan terus mengalami kenaikan mencapai Rp620 ribu per karung kapasitas 50 kilogram.

Aep menambahkan, guna menyiasati kenaikan harga kedelai, pihaknya terpaksa memperkecil ukuran tahu meskipun menuai protes dari para pedagang.

"Ketika harga kedelai naik berimbas kepada biaya produksi, sangat terasa membengkak meskipun ukuran tahu diperkecil dari biasanya tetapi pedagang banyak protes karena ukuran terlalu kecil tetapi mau tidak mau itu harus dilakukan," katanya.

"Harapan kami pemerintah ada kebijakan yang cepat dan pro kepada kami karena hampir 13 tahun saya menjalankan produksi tahu baru sekarang ini harga kedelai melambung tinggi," ujarnya.

Perajin kedelai lainnya, Cici di Tanjung Pandan, tetap menjalankan kegiatan produksi pembuatan tahu yang dimiliki dengan memperkecil ukuran tahu produksi.

Baca Juga:Prakiraan Cuaca Sumsel 22 Februari 2022, Sumsel Bakal Berawan

"Terpaksa ukuran kami perkecil itu membuat pedagang terkadang 'ngomel' (marah) tapi diperkecil ukuran sebenarnya tetap sama saja biaya produksi," katanya.

"Kalau harga kedelai terus naik maka pilihannya adalah menghentikan produksi dulu," ujar dia. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini