Karena kejadian seperti ini, akan membuat peluang atlet yang dibina di kabupaten dan kota bisa pupus.
"Hal ini juga berpengaruh baik langsung dan tidak langsung psikis para atlet,"ungkapnya.
Ia pun berharap ajang-ajang olahraga yang digelar Pemerintah, hendaknya lebih mengedepankan kejujuran.
"Kejuaraan seperti ini adalah sebuah dedikasi dan edukasi mental para atlet. Kita terima, jika administrasi bisa diakal - akali tapi kalau memasukan atlet asing atau bukan dari Sumsel, bukan dari Kabupaten atau kota masing - masing yang mengetahui cuma panitia," bebernya.
Baca Juga:Salip Palembang, Musi Banyuasin Pimpin Klasemen Porprov XIII Sumsel
Dengan menggunakan atlet dari luar Sumsel, Porprov Sumsel akan menjadi "catatan" tersendiri baik bagi atlet dan pelatih.
"Olahraga itu bukan hanya badan sehat, namun juga pemikiran yang sehat. Menang dan kalah adalah proses, namun jika kejujuran itu modal moral," pungkasnya.
Buntut kekecawaan 12 kota dan kabupaten di Sumsel ini, disambut Panitia Besar (PB) pada Pekan Olahraga Provinsi atau Porprov dengan memenangkan 4 kota dan kabupaten sebagai juara bersama.
Dengan kata lain, pertandingan badminton atau bulu tangkis tidak dimainkan di laga Porprov Sumsel.
Dalam pernyataannya, pengurus PB Porprov XIII menggelar rapat internal di Bill Hotel Baturaja, Kabupaten OKU, Selasa (23/11/2021) malam dengan memutuskan empat daerah sebagai juara bersama.
Baca Juga:Palembang Terapkan PPKM Level 3 saat Nataru 2022, Dilarang Pesta Kembang Api
PB Porprov Sumsel XIII memutuskan juara bersama di nomor beregu baik putra dan beregu putri. Keempat daerah tersebut ialah Kabupaten OKU, OKU Timur, OKU Selatan, dan Kota Palembang.