- Klik kolom geolokasi, hingga terblok hitam
- Klik pilihan data, pilih text to columns
- Lalu setelah terpisah beda kolom, data dirapikan.
- Pastikan tanda titik di titik koordinat masih tersedia dan rapi.

Memvisualisasikan dengan Google Earth
Setelah semua data dirapikan, buka aplikasi google earth mengunjungi laman googleerth.com secara gratis. Lalu periksa tampilan google earth pada pilihan perangkat (tool).

Menambahkan Tanda Letak
Untuk menandakan tanda letak maka gunakan data dalam bentuk CSV kawasan banjir Kota Palembang.
Baca Juga:Sumsel Dinobatkan "Display" Ekonomi Pulau Sumatera, tapi Hadapi Masalah Ini
- Anda masuk ke halaman utama Google Earth dan klik ‘File’ lalu pilih ‘Buka’.

2. Pilih file CSV, kawasan rawan banjir di Palembang 2020.

3. Pastikan derajat latitude dan longitude sudah sesuai, lalu klik next. Bisa juga sertakan pilihan icon / penanda dan warna ikon tersebut.

4. Tampilkan tampilan titik koordinat dengan mengklik Place pada bagian kiri. Lalu akan tampil titik-titik koordinat pada google earth.

5. Tampilkan tanda koordinat sebagai informasi titik kawasan rawan banjir di Kota Palembang
Membandingkan topografi kawasan di tahun - tahun sebelumnya
Baca Juga:BKSDA Sumsel Lepasliarkan Delapan Satwa Dilindungi
Di Google Earth disediakan bagaimana melihat topografi kawasan pada tahun-tahun sebelumnya. Tersedia data topografi sampai dengan tahun 1985.
Caranya mengaplikasikannya.
- Klik tanda jam di pilihan
- Klik Show historical imagery
- Maka ada urutan waktu yang bisa dipilih.
- Paling lama disediakan geospasial di tahun 1985
- Tampak perubahan kawasan hijau di kota Palembang semakin menipis.


Mengekspor ke file JPEG
Langkah terakhir adalah mengekspor peta ini ke file jpeg.
- Di menu bagian atas, klik File
- Lalu simpan gambar (save image)
- Akan muncul pilihan di sudut kiri atas peta, Folder Opsi Peta, Resoulisi dan Simpan Gambar.
- Saat menyimpan, pastikan nama file sudah sesuai : Kawasan rawan banjir kota Palembang.
Kesimpulan:
Kota Palembang kerap dikepung banjir karena banyak kawasan yang menghambat ruang air hujan menuju ke saluran primer, yakni anak-anak Sungai Musi. Akibatnya, warga Palembang akan kerap dikepung banjir saat musim hujan.