Memetakkan Kawasan Banjir di Palembang, Menggunakan Google Maps dan Google Earth

Pemetaan kawasan banjir di Palembang, akan memudahkan proses mitigasi dan kewaspadaan bencana pada masyarakat.

Tasmalinda
Senin, 25 Oktober 2021 | 19:43 WIB
Memetakkan Kawasan Banjir di Palembang, Menggunakan Google Maps dan Google Earth
Potret titik-titik kawasan banjir di Palembang tahun 2002 dengan memanfaatkan google maps dan google earth.
  1. Klik kolom geolokasi, hingga terblok hitam
  2. Klik pilihan data, pilih text to columns
  3. Lalu setelah terpisah beda kolom, data dirapikan.
  4. Pastikan tanda titik di titik koordinat masih tersedia dan rapi.
Titik-titik koordinat google maps
Titik-titik koordinat google maps

Memvisualisasikan dengan Google Earth

Setelah semua data dirapikan, buka aplikasi google earth mengunjungi laman googleerth.com secara gratis. Lalu periksa tampilan google earth pada pilihan perangkat (tool).

Google Earth
Google Earth

Menambahkan Tanda Letak

Untuk menandakan tanda letak maka gunakan data dalam bentuk CSV kawasan banjir Kota Palembang.

Baca Juga:Sumsel Dinobatkan "Display" Ekonomi Pulau Sumatera, tapi Hadapi Masalah Ini

  1. Anda masuk ke halaman utama Google Earth dan klik ‘File’ lalu pilih ‘Buka’.
Google Earth
Google Earth

2. Pilih file CSV, kawasan rawan banjir di Palembang 2020.

Google Earth
Google Earth

3. Pastikan derajat latitude dan longitude sudah sesuai, lalu klik next. Bisa juga sertakan pilihan icon / penanda dan warna ikon tersebut.

Google Earth
Google Earth

4. Tampilkan tampilan titik koordinat dengan mengklik Place pada bagian kiri. Lalu akan tampil titik-titik koordinat pada google earth.

Potret titik-titik kawasan banjir di Palembang
Potret titik-titik kawasan banjir di Palembang

5.  Tampilkan tanda koordinat sebagai informasi titik kawasan rawan banjir di Kota Palembang

Membandingkan topografi kawasan di tahun - tahun sebelumnya

Baca Juga:BKSDA Sumsel Lepasliarkan Delapan Satwa Dilindungi

Di Google Earth disediakan bagaimana melihat topografi kawasan pada tahun-tahun sebelumnya. Tersedia data topografi sampai dengan tahun 1985.

Caranya mengaplikasikannya.

  1. Klik tanda jam di pilihan 
  2. Klik Show historical imagery
  3. Maka ada urutan waktu yang bisa dipilih.
  4. Paling lama disediakan geospasial di tahun 1985
  5. Tampak perubahan kawasan hijau di kota Palembang semakin menipis.
Google Eart Topografi Kota Palembang tahun 1985
Google Eart Topografi Kota Palembang tahun 1985
Potret titik-titik kawasan banjir di Palembang
Potret titik-titik kawasan banjir tahun 2020 di Palembang

Mengekspor ke file JPEG

Langkah terakhir adalah mengekspor peta ini ke file jpeg.

  1. Di menu bagian atas, klik File
  2. Lalu simpan gambar (save image)
  3. Akan muncul pilihan di sudut kiri atas peta, Folder Opsi Peta, Resoulisi dan Simpan Gambar. 
  4. Saat menyimpan, pastikan nama file sudah sesuai : Kawasan rawan banjir kota Palembang.

Kesimpulan:

Kota Palembang kerap dikepung banjir karena banyak kawasan yang menghambat ruang air hujan menuju ke saluran primer, yakni anak-anak Sungai Musi. Akibatnya, warga Palembang akan kerap dikepung banjir saat musim hujan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini