SuaraSumsel.id - Provinsi Sumatera Selatan menjadi satu-satunya provinsi di luar Jawa dan Bali yang harus menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga 6 September 2021.
Meskipun Palembang masuk zona oranye, tapi Palembang terus memberlakukan PPKM Level 4. Alasannya, Pemerintah menilai masih tinggi mobilitas masyarakat dan kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan, sehingga mempengaruhi angka konfirmasi positif Covid-19 dan kasus aktif dalam perawatan.
Sementara di Sumatera Selatan sendiri, 14 kabupaten dan kota lainnya juga menerapkan PPKM Level 3 dan 2.
Dikatakan Penggiat Seni di Sumatera Selatan, Taufik Wijaya, penerapan PPKM, pelaksanaan Tracing, Testing, Treatment hingga (3T) dan vaksinasi yang dilakukan pemerintah memberikan dampak signifikan pada penurunan angka konfirmasi positif Covid-19.
Selama sepekan ini, yakni 23-29 Agustus 2021 terjadi penurunan orang tertular Covid-19 di Sumsel.
Meskipun pada Rabu (5/08/2021) sempat turun 167, esoknya Kamis (26/08/2021) naik menjadi 210. Tapi dari Jumat (27/08/2021) pada angka 156, turun menjadi 115 pada Sabtu (28/08/2021) dan 87 di Minggu (29/08/2021).
Tapi, Sumatera Selatan tetap menjadi wilayah tertinggi di Sumatera bagian Selatan kasus positif Covid-19 yakni 57.810, dengan sembuh sebanyak 51.935 dan 2.869 pasien meninggal dunia.
Sementara Bangka Belitung dengan pasien postif sebanyak 46.600 positif, pasien sembuh sebanyak 41.182 orang, pasien meninggal sebanyak 1.211 kasus.
Lalu Lampung dengan pasien positif sebanyak 46.314, pasien sembuh sebanyak 38.222 orang, dan pasien meninggal sebanyak 3.438 orang, serta Bengkulu dengan pasien positif sebanyak 22.369 orang, lalu pasien sembuh sebanyak 19.747 dan 431 orang pasien meninggal dunia.
Penurunan kasus positif Covid-19 ini tidak akan terjaga selama masyarakat tidak mematuhi 5M yakni rajin mencuci tangan, selalu memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Apalagi dalam PPKM Level 4 ini, Pemerintah Kota Palembang memberi kelonggaran operasional mal, dari 10.00 WIB- 20.00 WIB dengan kapasitas pengunjung di bawah 50 persen.
Lalu, resepsi pernikahan diperbolehkan digelar dengan catatan undangan tidak lebih dari 25 persen dari kapasitas ruangan, termasuk juga tempat hiburan dengan syarat yang sama.
Baca Juga:Sekolah Tatap Muka Digelar, Sumsel Ajukan Tambahan Vaksin COVID-19 bagi Pelajar
"Semuanya harus menerapkan protokol kesehatan, dan dilakukan pengawasan oleh Satpol PP," sambung Taufik.
Lalu bagaimana peranan pekerja seni?
Pandemi Covid-19 memberi dampak terhadap para pekerja seni di Palembang, terutama yang terkait langsung dengan aktifitas di ruang publik, seperti musik, tari, teater dan seni rupa.
Banyak melahirkan karya seni sebagai respon atau turut mengkampanyekan pencegahan Covid-19, mulai dari seniman tari, musik, teater, sastra, seni rupa dan lainnya.
Di Palembang, menurut Dewan Kesenian Palembang [DKP] sekitar 20-30 karya yang turut mengkampanyekan persoalan Covid-19.
"Semua karya ini menggunakan biaya pribadi pekerja seni, tanpa bantuan dari pemerintah atau lainnya," terang Taufik.
Sedangkan peranan tokoh adat, terutama tokoh adat di kampung juga mengambil peranan penting. Misalnya, mereka memperkenalkan kembali sejumlah minuman sehat seperti minuman herbal yang dipercaya dapat meningkat imun tubuh. Misalnya mengonsumsi air rebusan daun sungkai, serta masakan tradisional yang kaya bumbu dan organik.
"Terlepas soal kebenaran ilmiahnya medis, tapi hal ini memberi semangat hidup atau kepercayaan diri bagi masyarakat di wilayah dusun atau pedesaan. Serta mendorong berbagai kalangan untuk menggali pengetahuan lokal [leluhur] yang sangat arif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia," kata Taufik.
Tantangan
Masih ada keyakinan di masyarakat jika kasus positif Covid-19 menurun berarti virus ini sudah hilang atau habis, sehingga mereka kemudian melalaikan 5M. Akibatnya seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, ketika muncul Covid-19 Varian Delta, kasus positif meningkat kembali.
Maka, penting diyakinkan jika 5M merupakan tradisi baru dalam kehidupan New Normal ini, guna mengantisipasi terpapar virus Covid-19 varian lain, maupun serangan virus lainnya.
Selain itu, pandemi Covid-19 ini juga didorong oleh persoalan perubahan lingkungan secara global, seperti perubahan iklim, polusi udara, makanan tidak sehat, yang menyebabkan kekebalan tubuh manusia menurun, serta lingkungan tidak sehat.
Maka, perlu didorong masyarakat untuk menjaga lingkungan seperti hutan, sungai, laut, dan lingkungan rumah.
"Serta juga diharapkan pemerintah mempercepat penggunaan energi bersih, seperti surya, angin, air dan panas bumi. Sebab penggunaan [hulu hingga hilir] energi kotor atau energi fosil seperti batubara dan migas, menyebabkan pelepasan karbon, metana, dan polusi logam berat, yang mendorong perubahan iklim dan penurunan kualitas udara," sambung ia.
Ke depan peranan pekerja seni dan tokoh adat sangat dibutuhkan. Terutama dalam memaknai atau menjadikan 5M menjadi budaya dalam kehidupan New Normal.
"Tentunya peranan ini melalui berbagai produk seni, tradisi dan kearifan lokal yang nilai-nilainya selatas dengan 5M. Tapi, peranan ini tentunya harus didukung pemerintah, seperti anggaran dalam memproduksi karya seni, misalnya. Sebab secara ekonomi, jauh sebelum pandemic Covid-19, sebagian besar pekerja seni di Indonesia memang hidup sederhana," pungkasnya.
Baca Juga:Gubernur Herman Deru Pastikan Sumsel Siap Gelar PTM