Cak Nun Ungkap Kalangan Berkuasa di Indonesia, Bukan Jokowi dan Bukan juga Megawati

Cak Nun mengurai siapa sosok dan kalangan yang berkuasa di Indonesia. Kalangan tersebut bukan Jokowi dan bukan juga Megawati.

Tasmalinda
Minggu, 15 Agustus 2021 | 14:05 WIB
Cak Nun Ungkap Kalangan Berkuasa di Indonesia, Bukan Jokowi dan Bukan juga Megawati
Cak Nun [instagram] Cak Nun Ungkap Kalangan Berkuasa di Indonesia, Bukan Jokowi dan Bukan juga Megawati

SuaraSumsel.id - Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun blak-blakan mengungkapkan sosok yang berkuasa di Indonesia. Kalangan itu bukan Presiden Jokowi maupun bukan Megawati.

Hal ini terekam dalam sebuah video yang tayang di kanal YouTube Saeful Zaman seperti dilihat pada Sabtu (14/8 /2021).

Tayangan video berjudul ‘Siapa di Belakang Jokowi dan Megawati yang Mengendalikan Mereka’ tersebut, awalnya Cak Nun hendak menyampaikan bahwa apa yang kita ketahui tentang Indonesia masih sangat terbatas.

Ia beranggapan, banyak pihak yang mungkin mengira kekuasaan tertinggi dipegang Presiden Jokowi, padahal kenyataannya, terdapat sosok lain yang lebih kuat di balik mantan Gubernur DKI tersebut.

Baca Juga:Sumsel Disiapkan Jadi Produsen Tanaman Porang

“Indonesia ini bukan hanya sekadar yang kamu sangka, ada segmen-segmen, ada level-level, ada kader-kader yang menjadi faktor berubahnya Indonesia. Jangan pikir Indonesia berlangsung seperti yang kalian skenariokan,” ungkapnya.

Presiden Jokowi saat acara penganugerahan di Istana Negara, Jakarta, pada Kamis, 12 Agustus 2021 [SuaraSulsel.id / Sekretariat Presiden RI]
Presiden Jokowi saat acara penganugerahan di Istana Negara, Jakarta, pada Kamis, 12 Agustus 2021 [SuaraSulsel.id / Sekretariat Presiden RI]

Melansir terkini-jaringan Suara.com, Cak Nun justru mengaku kasihan terhadap Presiden Jokowi. Sebab, kata Cak Nun, selama menjabat, Jokowi berada di bawah tekanan berat.

“Anda jangan benci Jokowi, jangan benci Mega, atau jangan benci siapapun yang seakan-akan berkuasa. Anda harusnya merasa kasihan dengan mereka,” tuturnya melansir hop.id-jaringan Suara.com.

Cak Nun memastikan, jabatan Presiden diemban Jokowi tidak membuatnya berkuasa secara utuh, juga bukan Megawati Soekarnoputri yang mengendalikannya.

“Apakah Presiden Jokowi berkuasa? Tidak. Apakah Megawati berkuasa? Tidak. Apakah anak-anaknya Megawati berkuasa? Semakin tidak. Terus siapa yang sebenarnya berkuasa? Dia yang berkuasa tidak pernah muncul di media massa,” ungkap Cak Nun.

Baca Juga:Medio Agustus, Baru 1 Juta Warga Sumsel Divaksin Dosis Pertama COVID 19

“Jadi mereka membutuhkan ketidakpastian dari pelaku-pelaku di panggung ini, diadu domba sedemikian rupa,” tambahnya.

Cak Nun ini kemudian menjelaskan, gejolak politik yang terjadi di Tanah Air dipengaruhi kelompok atau jaringan di luar negeri. Bahkan, pria yang dikenal kontroversial itu menilai, kelompok global tersebut menjadi salah satu pihak yang memegang kendali kekuasaan.

Megawati Beri PR di Hari Anak Indonesia. (YouTube/Kemen PPPA)
Megawati Beri PR di Hari Anak Indonesia. (YouTube/Kemen PPPA)

“Jadi nanti ada skala global internasional, terus nanti ada tajalinya yang agak regional nasional. Nah, mereka ini pokoknya kalau enggak Yahudi Timur, ya China Barat. Kira-kira seperti itu,” kata Cak Nun.

“Nanti timeline-nya adalah lima tahun kemudian, sepuluh tahun ini, kita mengalami pertaruhan, Indonesia akan merangkak kembali, bangkit, menggeliat, atau malah hancur sama sekali dan menjadi bangsa jongos total di tahun 2024,” sambungnya.

Ditegaskan Cak Nun, Jokowi tidak benar berkuasa penuh, maka sejumlah kebijakan yang dia putuskan bukan hanya bersumber dari dalam melainkan juga dari luar yakni kalangan tersebut.

Namun, siapa sosok yang lebih berkuasa dibanding Jokowi tersebut, Cak Nun mengungkapkan dengan kiasan. Akan tetapi, yang pasti menurutnya sosok itu merupakan pemilik modal dengan uang berlimpah.

“Siapakah mereka ini? Pasti ada lah, para konselasi, para pemilik modal. Baik di tingkat internasional, regional, maupun nasional. Nah, lapisan-lapisan itu juga bertarung satu sama lain,” ujar Cak Nun.

“Karena nanti yang diciptakan adalah sistem-sistem yang menguntungkan roti dan keranjang-keranjang mereka, dan bekerja sama dengan konselasi internasional,” pungkas ia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini