SuaraSumsel.id - Nama Sarah Gilbert makin diperbincangkan publik. Setelah video apresiasi atas kerjakerasnya viral di media sosial. Sarah Gilbert yang merupakan penemu vaksin AstraZeneca mendapatkan standing ovation dari ribuan penonton.
Video ini kemudian kembali diperbincangkan publik. Tampak di video tersebut, Sara Gilbert hadir di pertandingan Wimbledon beberapa waktu yang lalu.
Sang ilmuan ini duduk di barisan penonton barisan muka. Ia kemudian terlihat bingung, ketika namanya disebutkan dan dikenalkan oleh panitia pertanidngan.
Panitia mengenalkan jika dalam pertandingan tersebut dihadiri orang yang sangat berjasa dalam penemuan vaksin. Sarah yang menggunakan pakain putih dibalut jas pink itu, nampak bingung.
Baca Juga:Karyawan Hotel dan Restoran di Sumsel Banyak Belum Divaksin COVID-19, Ini Langkah PHRI
Ekspresinya seolah terkejut saat namanya makin dikenalkan dan disebutkan orang yang berperan penting dalam penemuan vaksin Astra Zenneca.
Lalu, informasi yang disiarkan disambut meriah oleh penonton. Ribuan penonton bertepuk tangan kepadanya. Tidak sedikit pula akhirnya berdiri memberikan penghormatan kepadanya.
Sarah Gilbert sendiri, penemu vaksin yang dikabarnya tidak mengambil keuntungan dari hak paten temuannya tersebut. Karena itu pula, kenapa vaksin COVID 19 ini, berharga sangat terjangkau.
Dilansir dari BBC - jaringan Suara.com, Profesor Gilbert mengembangkan vaksin virus corona. Timnya di Universitas Oxford - yang bermitra dengan perusahaan farmasi multinasional Inggris-Swedia, AstraZeneca - telah melakukan uji coba terhadap 1.077 orang.
Ketika berita tentang kesuksesan pertama menyebar- yakni saat sukarelawan uji coba menunjukkan respons kekebalan yang kuat dengan memproduksi antibodi dan sel-T yang dapat melawan virus corona -, ia menjadi selebritas sains dalam waktu semalam.
Baca Juga:Sumsel Genjot Produksi Padi lewat Program Optimalisasi dan Intensifikasi Lahan
Nama Prof Gilbert tercantum di seluruh media, dan dia dibanjiri permintaan wawancara.
Tetapi, seperti banyak rekan-rekannya, dia terbiasa melakukan pekerjaannya secara anonim- dan kebanyakan jauh dari kamera.
Dia terkenal di antara koleganya, sebagai salah satu ahli vaksin terkemuka di dunia.
Ia telah menghabiskan lebih dari dua dekade di laboratorium untuk melakukan penelitian, memproduksi vaksin, dan mendapatkan dana untuk proyek-proyek masa depan.