SuaraSumsel.id - Dua bocah siswa sekolah dasar (SD) mendadak viral karena video lagu Bang Toyib. Dalam lagu itu, keduanya mengisahkan bang Toyib yang tidak bisa lagi pulang karena dilarang mudik.
Pada video itu ditulis jika pencipta lagu ialah Yapim NST ke 17, diceritakan bagaimana Bang Toyib kembali tidak bisa pulang karena dihadang polisi gegara aturan mudik.
Seolah menyampaikan kritik dan sindirannya, aksi kedua bocah perempuan ini pun mendapatkan dukungan dari netizen.
Nampak dua bocah perempuan, yang satu bernyanyi sedangkan yang satunya lagi bermain gitar menceritakan jika Bang Toyib tahun ini tidak bisa lagi pulang, meski sudah punya uang banyak.
Baca Juga:Ketua PWNU Sumsel Tetap Ingin Masjid Gelar Salat Id, Ini Penjelasannya
Salah satu akun yang membagikan video anak sekolah dasar ini ialah Yapim Nst. Selain mengunggah video, ia pun menulis keterangan "Lagu Bang Toyib mudik kritik pemerintah sampai selesai".
Berikut lirik lagu berisi lagu bang Toyib mudik kritik pemerintah yang dinyanyikan anak perempuan itu:
Tiga kali puasa dan tiga kali lebaran
Bang toyib nggak pulang-pulang bekerja di rantau orang
Labaran tahun ini bang toyib pulang membawa segepok uang
Baca Juga:Pintu Masuk Utara Sumsel, Pemudik Bengkulu Diputar Balik di Lubuklinggau
Tapi dalam perjalanan Pak Polisi telah menghadang
Bang toyib putar balik dengan hatinya maradang
Tiga tahun nggak pulang-pulang takut istrinya diambil orang
Mau kritik sama Corona, Coronanya nggak kelihatan
Mau kritik pemerintah takutnya dipenjarakan
Pemerintah bikin aturan sungguh sangat membingungkan
Mau mudik nggak dibolehkan, tempat wisata kok diizinkan.
Netizen pun memberikan tanggapan atas video tersebut. Ada yang berkomentar tertawa mengingat usia mereka yang masih kecil namun sudah bahas Bang Toyib yang tidak bisa pulang karena aturan mudik tahun ini.
Namun, ada juga netizen yang mendukung dan suka dengan kreativitas kedua bocah sekolah dasar tersebut.
Mantaaaappp...," tulisnya.
"Lirik tiap lirik sesuai kenyataan. Wahai pak Presiden... dengaaaarkanlah," tulis nitizen lainnya, Putra Ahmad.