SuaraSumsel.id - Munculnya aksi teror di sejumlah daerah disebabkan karena sudah berniat pembalasan dengan sasaran ialah gereja dan anggota kepolisian atau kantor polisi.
Hal ini diungkapkan Pengamat terorisme Nasir Abbas, yang menyatakan aksi teror yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia sudah terencana dan sudah diniatkan.
Perencanaan itu menyusul penangkapan sejumlah terduga teroris di Indonesia yang dilakukan tim Densus 88 Antiteror, seperti pada ledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021) pekan lalu.
Terkait kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Nasir Abbas, menyebut kelompok tersebut memiliki dua target, yakni gereja dan polisi.
Baca Juga:Kejati Tahan 4 Tersangka, Pemprov Sumsel Hentikan Anggaran Masjid Sriwijaya
"Sebenarnya selain pembalasan, mereka sudah punya niat. Karena sasaran JAD itu dua, polisi dan gereja," jelas mantan salah satu petinggi Jamaah Islamiyah ini saat dihubungi SuaraJakarta.id, Kamis (1/4/2021).
Sehingga kata Abbas, jiwa pelaku terpanggil dan terpancing membuat yang sama, walaupun tidak pernah ketemu dengan kelompok tersebut.
Diketahui, aksi bom bunuh diri terjadi di depan Gereja Katedral Makassar pada pukul 10.28 WITA, Minggu (28/3/2021).
Pelaku bom Makassar merupakan pasangan suami istri yang merupakan anggota kelompok JAD.
Mereka berboncengan menggunakan sepeda motor hendak masuk ke dalam gereja. Namun dihadang seorang sekuriti dan akhirnya meledakkan diri di depan gerbang Gereja Katedral Makassar.
Baca Juga:Pasca Penyerangan Mabes Polri, Pengunjung Mapolda Sumsel Wajib Lepas Helm
Selang tiga hari kemudian, seorang terduga teroris melakukan aksi penyerangan di Mabes Polripada Rabu sore sekitar pukul 16.30 WIB. Pelaku kekinian diketahui bernama Zakiah Aini.
- 1
- 2