SuaraSumsel.id - Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang Moeldoko mengaku juga khilaf karena tidak memberitahu keluarga atas ketersediaan memimpin partai.
Dalam video yang dibagikan di media sosial Facebook terverifikasi miliknya, Moeldoko mengaku jika tindakannya bersedia memimpin Partai Demokrat dilakukan tanpa terlebih dahulu berkonsultasi bersama anak dan istri.
"Tentu saya juga manusia khilaf, tidak memberitahu anak dan istri," ujar Moeldoko.
Namun keputusan tersebut sering ia lakukan demi kepentingan bangsa dan negara. "Saya juga terbiasa mengambil resiko seperti ini, apalagi demi kepentingan bangsa dan negara," tegas ia.
Baca Juga:BI Sebut Ekonomi Sumsel Terkendali Jelang Ramadan
Moeldoko menyatakan ia adalah orang yang didaulat memimpin Partai Demokrat. Dengan kekisruhan yang telah terjadi, arah demokrasi yang sudah bergeser, terutama di dalam tubuh Partai Demokrat.
Terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024
"Pertarungan ini terstruktur dan gampang dikenali, ini menjadi ancaman bagi cita-cita menuju Indonesia Emas 2045. Ada kecenderungan tarikan ideologis itu terlihat di tubuh Demokrat, jadi ini bukan sekedar menyelamatkan Demokrat, tapi juga menyelamatkan bangsa," ungkapnya.
Hal itu yang berujung pada keputusan menerima permintaan untuk memimpin Partai Demokrat, setelah tiga pertanyaan yang saya ajukan kepada peserta KLB.
"Terhadap persoalan yang saya yakini benar dan itu atas otoritas pribadi yang saya miliki, maka saya tidak mau membebani Presiden," ujar ia.
Baca Juga:Usai Peristiwa Bom Bunuh Diri, Kapolda Sumsel Intruksikan Patroli Gereja
"Saya juga khilaf, tidak memberitahu kepada istri dan keluarga. Saya terbiasa mengambil risiko seperti ini, demi kepentingan bangsa dan negara," katanya.
Adapun ketiga pertanyaan yang diajukan Moeldoko yakni apakah Kongres Luar Biasa (KLB) sesuai dengan AD/ART partai, seberapa serius kader Demokrat meminta ia memimpin Partai Demokrat, lalu bersediakah partai Demokrat bekerja keras demi merah putih bukan hanya demi kepentingan golongan.
"Ketiga pertanyaan ini dijawab gemuruh dan saya bulat membuat keputusan bersedia memimpin Partai Demokrat," terang ia.
Ia pun menekankan atas pilihan yang dilakukannya, jangan dikaitkan dengan Presiden Joko Widodo.
"Untuk itu jangan bawa-bawa Presiden Joko Widodo," pungkasnya.