Lembaga ini pun menekankan terjadinya perubahan stuktur tanah gambut sebagai praktik umum saat membuka lahan guna ditanami akasia.
“Menurut analisis Greenpeace setidaknya 2.110 ha lahan gambut terbuka sepanjang tiga tahun terakhir. Praktik umum, sebelum menanam akasia yang membuat gambut menjadi terbuka,“tulisnya.
Meski diketahui beberapa perusahaan hutan ini terbakar, Pemerintah melalui KLHK pun tidak keras memberikan teguran.
Sebut saja saat KLHK menggelar aksi segel lahan perkebunan dan kehutanan penyulut terjadinya titik panas.
Baca Juga:Jejak Penyulut Api Karhutla di Sumsel, Siapa Bertanggungjawab? (1)
Beberapa perusahaan yang disegel PT. DGS, PT MBJ, dan PT. WAG yang berada di Ogan Komering Ilir.
Tapi ada juga perusahaan penyulut api yang asetnya tidak disegel.
![Peta konsesi perusahaan PT. OKI Mill Pulp and Paper [Greenpeace]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/12/08/10590-peta-konsesi-perusahaan-pt-oki-mill-pulp-and-paper-greenpeace.jpg)
Misalnya lahan milik PT. LPI yang berada di Ogan Komering Ulu yang merupakan perusahaan sawit dan PT. Tian dan PT. DIL yang beroperasi di Musi Rawas.
Tidak satupun perusahaan kehutanan yang berdasarkan hasil pengawasan titik panas HaKI yang pemerintah segel.
Di sisi lain, kewenangan hukum yang dimiliki Kepolisian Daerah Sumatera Selatan juga tidak sama kerasnya kepada pelaku kebakaran lahan.
Baca Juga:Disdik Sumsel; Belajar Tatap Muka Diperbolehkan Bukan Diwajibkan
Pada tahun 2019, Polda Sumatera Selatan hanya memproses satu perusahaan di Musi Banyuasin yang mengalami kebakaran lahan tanaman sawit.
Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru saat memimpin kesiapsiagaan karhutla menyatakan upaya pencegahan lebih berbiaya murah ketimbang pengendalian kebakaran hutan. Pengalaman lima tahun terakhir mengajarkan banyak pelajaran, terutama bagaimana menjaga lahan gambut tetap basah.
Pada tahun 2020, dengan kondisi iklim kemarau yang lebih basah mengakibatkan pengendalian karhutla lebih mudah dilaksanakan, misalnya sudah melakukan modifikasi cuaca agar terjadinya hujan.
“Dengan status siaga karhutla lebih cepat, maka operasi pencegahan juga banyak didukung. Meski begitu, peran serta masyarakat dan perusahaan menjaga lahannya. Utamakan pencegahan sebelum api muncul itu, lebih baik,” ujarnya belum lama ini.
![Mahasiswa dan anggota komunitas menanam pohon saat Aksi Tanam 1000 Pohon di kawasan bekas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di konsesi PT Restorasi Ekosistem Indonesia (REKI), Bungku, Bajubang, Batanghari, Jambi, Sabtu (14/3). [ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/03/14/59288-pemulihan-kawasan-bekas-karhutla.jpg)
Penulis pun berusaha mengkonfirmasikan pada PT. BMH, melalui lembaga Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Sumatera Selatan, namun tidak berhasil.
APHI Sumatera Selatan hanya berkenan menjawab pertanyaan yang berkenaan dengan kebakaran hutan dan lahan di areal hutan kayu akasia secara umum.