Ekspor Menggeliat! Kilang Pertamina Plaju Sumbang Devisa USD 452 Juta Sepanjang 2024

Angka fantastis ini menjadikan Kilang Plaju sebagai kontributor devisa terbesar ketiga di wilayah kerja Bea Cukai TMP B Palembang.

Tasmalinda
Jum'at, 04 Juli 2025 | 13:08 WIB
Ekspor Menggeliat! Kilang Pertamina Plaju Sumbang Devisa USD 452 Juta Sepanjang 2024
MFO Low Sulphur

SuaraSumsel.id - Dari Palembang untuk Dunia, Kilang Pertamina Plaju mencatat prestasi sepanjang tahun 2024 dengan menyumbang devisa ekspor senilai USD 452 juta.

Angka fantastis ini menjadikan Kilang Plaju sebagai kontributor devisa terbesar ketiga di wilayah kerja Bea Cukai TMP B Palembang.

Tak hanya menjadi motor penggerak ekonomi lokal, capaian ini juga menunjukkan bahwa kilang legendaris ini masih menjadi andalan nasional dalam menopang perekonomian negara.

Ekspor produk unggulan seperti Vacuum Residue, MFO Low Sulphur 180 CST, LSFO V-1250, dan Decant Oil sukses menembus pasar internasional, khususnya ke Malaysia dan Singapura dengan membuktikan bahwa kualitas energi Indonesia tak kalah bersaing di panggung global.

Baca Juga:Inflasi Sumsel Naik Tipis, Tapi Masih Aman! Ini Langkah Pemerintah Kendalikan Harga Pangan

“Kontribusi ekspor ini mencerminkan komitmen Kilang Pertamina Plaju dalam menjaga keandalan operasi kilang serta kualitas produk yang berdaya saing global. Selain mendukung pasokan energi nasional, kami juga mampu menghasilkan devisa yang signifikan untuk negara,” ujar Siti Rachmi Indahsari, Area Manager Communication, Relations & CSR PT Kilang Pertamina Internasional RU III Plaju.

Produk ekspor Kilang Pertamina Plaju bukanlah komoditas biasa.

Di balik angka USD 452 juta, terdapat deretan produk energi bernilai tinggi dengan fungsi strategis di berbagai industri global.

Vacuum Residue, misalnya, merupakan residu berat dari distilasi vakum yang jadi bahan baku utama untuk produksi aspal atau diolah kembali menjadi LPG, nafta, hingga bahan bakar bernilai tinggi lainnya.

Lalu ada MFO Low Sulphur, bahan bakar kapal yang ramah lingkungan dan sesuai regulasi ketat International Maritime Organization (IMO).

Baca Juga:Motivasi Langsung dari Gubernur, Ini Pesan Herman Deru untuk Generasi Muda Sumsel

Produk lainnya, LSFO V-1250, menjadi andalan untuk sektor industri, kelistrikan, dan perkapalan karena memenuhi standar emisi sulfur rendah.

Sementara itu, Decant Oil—produk sampingan dari unit cracking—bukan sekadar limbah, tapi bahan baku penting industri karbon hitam yang dibutuhkan untuk pembuatan ban, tinta, hingga plastik.

Seluruh produk ini tak hanya menunjukkan keunggulan teknologi pengolahan kilang, tapi juga kemampuan Indonesia menembus pasar energi internasional dengan kualitas kelas dunia.

Kilang Pertamina Plaju terus berinovasi dan melakukan pengembangan teknologi untuk meningkatkan efisiensi proses produksi serta memastikan kualitas produk sesuai standar internasional. Hal ini sekaligus mendukung target pemerintah dalam memperkuat neraca perdagangan melalui peningkatan ekspor sektor migas.

Selain aspek ekonomi, Kilang Pertamina Plaju juga berkomitmen pada praktik bisnis berkelanjutan melalui implementasi prinsip-prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di setiap lini operasionalnya.

“Kami percaya, kinerja bisnis yang baik harus berjalan seiring dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dengan pencapaian ekspor ini, Kilang Pertamina Plaju akan terus berkontribusi positif bagi ekonomi daerah dan nasional, serta masyarakat sekitar,” tambah Rachmi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini