Kerap Alami Karhutla, Sumsel Jadikan Karhutla Kurikulum di Sekolah

Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) akan masuk sebagai kurikulum pendidikan di sekolah di Sumatera Selatan.

Tasmalinda
Selasa, 01 Desember 2020 | 13:18 WIB
Kerap Alami Karhutla, Sumsel Jadikan Karhutla Kurikulum di Sekolah
Kebakaran hutan dan lahan di Desa Sungai Rambutan, Indralaya Utara, Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Kamis (14/9).

SuaraSumsel.id - Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengemukakan pentingnya upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan atau karhutla.

Karena itu, pengetahuan karhutla ini hendaknya diajarkan sebagai muatan lokal yang dipelajari anak-anak di sekolah guna melestarikan  lingkungan.

"Paling tidak di tahun ajaran baru ini sudah diimplementasikan di 10 daerah rawan karhutla," ujarnya usai Penutupan Operasi Satgas Karhutla 2020 di Palembang, Senin seperti dilansir dari ANTARA, Selasa (1/12/2020).

Sebanyak 10 daerah operasi tersebut, Kabupaten Musi Banyuasin, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ulu Timur, Muara Enim, Penukal Abab Lematang Ilir, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, dan Banyuasin.

Baca Juga:Ladang Ganja Berjarak 200 Meter dari Jalan Ditemukan, Polisi Buru Tuannya

Ia mengatakan telah meminta Dinas Pendidikan (Disdik) Sumsel menyusun formula pembelajaran muatan lokal pencegahan karhutla dengan berbasis kearifan lokal pengolahan lahan gambut.

Sumsel memiliki 1,4 juta hektare rawa gambut yang harus dijaga dari karhutla agar tidak rusak serta merugikan masyarakat, sedangkan hingga saat ini terjadinya karhutla masih banyak bersumber dari aktivitas masyarakat, seperti kebiasaan "sonor".

Namun, di satu sisi aktivitas-aktivitas yang kerap memicu karhutla tersebut juga merupakan kearifan lokal yang telah bertahan puluhan tahun dan tidak mudah diubah dalam waktu singkat.

"Faktor masyarakat dalam beraktivitas inilah yang perlu dikelola," tambah Deru.

Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) Wilayah Sumatera Ferdian Krisnanto menambahkan muatan lokal karhutla diperlukan Sumsel guna memperkuat pencegahan karhutla di masa depan.

Baca Juga:Pura-pura Jadi Pembeli, Tas Pegawai Indomaret Dicuri

"Sebaiknya dimulai dari jenjang SD, karena dari generasi inilah akar-akar pencegahan karhutla harus mulai dikenalkan," tambahnya.

Helikopter waterbombing parkir di Lapangan Udara (Lanud) Sri Mulyono Herlambang yang bersebelahan dengan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sumsel, Senin (16/9/2019). (Antara)
Helikopter waterbombing parkir di Lapangan Udara (Lanud) Sri Mulyono Herlambang yang bersebelahan dengan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sumsel, Senin (16/9/2019). (Antara)

Fokus utama dalam muatan lokal tersebut, katanya, menanamkan pola pikir bahwa kebakaran itu merugikan.

Selanjutnya, katanya, ditanamkan pola berpikir warga untuk menjaga lingkungan dan persuasif dalam mengajak orang tua agar lebih bijak mengelola lahan.

Ia menyebut muatan lokal pencegahan karhutla telah diterapkan di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat, sedangkan di Sumsel pernah dibuat pada 1998, namun tidak dilanjutkan karena pergantian kurikulum.

"Saat ini Pemprov Sumsel ingin menyuntikkan kembali muatan lokal itu, kami dapat membantu karena KLHK punya Manggala Agni yang bisa menstimulus formulasinya ke guru-guru, lalu baru diajarkan ke murid," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini