SuaraSumsel.id - Usai menyelesaikan pemetaan potensi restorasi di provinsi dan nasional melalui kegiatan urunan data dan tutupan lahan Sumsel dan nasional, aplikasi selulers urunan data kembali hadir dengan urunan data Jelajah Nusantara atau Jelantara.
Urunan data tutupan lahan Sumsel dan urunan data potensi restorasi nasional berhasil diselesaikan pada 2019 hingga awal 2020.
“Kini Jelantara dapat mempermudah pengumpulan data lapangan guna perencanaan di dua provinsi, Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur,” ujar Andree Ekadinata dari World Agroforestry (ICRAF) mewakili konsorsium RESTORE+ yang memprakarsai aplikasi Urundata dalam keterangan persnya belum lama ini.
Jelantara adalah kegiatan pengambilan data lapangan secara urun daya, yang saat ini ditujukan untuk identifikasi potensi restorasi bentang lahan.
Baca Juga:Forsa Sumsel Nilai Ajang Talenta Dangdut Suara.com dan ProAktif Menarik
Kegiatan Jelantara secara resmi diperkenalkan dalam lokakarya daring bertajuk “Peluncuran Urunan Data Jelantara: Menuju Restorasi Bentang Lahan Berkelanjutan di Sumatra Selatan”.
“Data yang sesuai dengan fakta di lapangan merupakan modal utama dari perencanaan restorasi bentang lahan yang tepat guna, namun pengumpulan data sering kali memakan waktu, tenaga, dan biaya yang tidak sedikit,” sambung ia.
Hal tersebut yang melatarbelakangi aplikasi Urundata dan kegiatan Jelantara.
Aplikasi penghimpun data seperti Urundata akan membantu proses pengumpulan data menjadi lebih efisien dan efektif, dengan tetap menggunakan kaidah ilmiah.
“Melalui Jelantara, pengambilan data lapangan yang biasanya membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya yang cukup besar, dapat dibantu oleh masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi penelitian menggunakan aplikasi Urundata. Pendekatan ini juga lebih sesuai dengan normal baru akibat pandemi COVID-19, karena mengurangi keperluan perjalanan lintas daerah,” terangnya.
Baca Juga:Ajang Talenta Suara.com dan ProAktif Dinilai Bisa Memasyarakatkan Dangdut
Restorasi bentang lahan merupakan bagian dari strategi pertumbuhan ekonomi hijau di Sumatra Selatan yang bertujuan mengembalikan fungsi ekologi dari lahan yang rusak serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Oleh karena itu, masyarakat Sumatra Selatan, khususnya perguruan tinggi dan lembaga penelitian seperti Balai Litbang LHK Palembang, juga ingin turut ambil bagian dalam kegiatan pengumpulan data Jelantara ini.
“Mahasiswa/i yang sedang di rumah dan melakukan perkuliahan daring bisa berpartisipasi untuk mengambil data lapangan terkait kondisi lahan di sekitar tempat tinggal mereka. Harapannya, kegiatan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman survei penelitian mereka, utamanya yang berkaitan dengan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi” ujar Dosen Universitas IBA Sumatra Selatan, Karlin Agustina.
Universitas IBA Sumatra Selatan merupakan salah satu dari belasan universitas yang terlibat dalam Urunan Data sebelumnya. Kegiatan tersebut diikuti lebih dari 1000 pengguna aktif dan menghasilkan lebih dari 4 juta interpretasi citra satelit.
Berdasarkan hasil tersebut, pendekatan serupa akan dilakukan melalui Jelantara, yang dilakukan dengan pengambilan data lapangan oleh khalayak ramai di pelosok daerah.
Urunan Data Jelantara di Sumatra Selatan akan dimulai sejak November 2020 hingga awal tahun 2021.
Untuk mengikuti kegiatan tersebut, masyarakat dapat mengunduh aplikasi Urundata pada Google Play Store dan memilih kegiatan Jelantara pada halaman beranda.