Arie Untung Ditantang Ferdinand: Bakar Tas Brand Prancis, Jangan Cuma Pamer

"Biar dia tahu impact ekonomi yang dihasilkan atas penghinaan ini. Di muslim market brand Prancis sekarang valuenya langsung murah," katanya.

Reza Gunadha | Siswanto
Rabu, 28 Oktober 2020 | 14:49 WIB
Arie Untung Ditantang Ferdinand: Bakar Tas Brand Prancis, Jangan Cuma Pamer
Unggahan Arie Untung [Instagram]

SuaraSumsel.id - Arie Untung, artis ibu kota, ikut bersuara memprotes pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai Islamopobia.

Macron bersumbah tidak akan membuat kaum Islamis di Prancis bisa tidur nyenyak, setelah guru bahasa Prancis Samuel Paty dipenggal oleh pemuda karena mempertunjukkan karikatur Nabi Muhammad SAW ke siswanya.

"Karena negaranya menghina Nabiku di bulan kelahirannya, barang-barang recehan brand-brand Prancis ini nggak layak ada di lemari yang pemiliknya sangat mencintai nabinya. Brand-brand ini kastanya langsung jadi paling rendah," kata Arie Untung melalui Instagram.

Arie Untung juga mengunggah foto sejumlah tas buatan Prancis milik istri, Fenita, yang ditaruh di lantai.

Baca Juga:Ferdinand Tantang Arie Untung Bakar Tas Brand Prancis, Jangan Cuma Ditaruh

Dia mengatakan, jika Macron tak mencabut pernyataan, akan tetap membiarkan tas-tas tersebut berada di lantai dan tak akan lagi memakainya.

"Biar dia tahu impact ekonomi yang dihasilkan atas penghinaan ini. Di muslim market brand Prancis sekarang valuenya langsung murah," katanya.

Tetapi bagi politikus Ferdinand Hutahaean, aksi Arie Untung masih kurang seru.

Ferdinand menantang presenter tersebut berani membakar barang-barang yang dikatakan Arie Untung brand Prancis tersebut dan membuang ke tempat sampah.

"Bakar dong, buang ke tempat sampah, jangan cuma taruh dan pamer di lantai, habis itu disimpan lagi dan pakai lagi," kata Ferdinand.

Baca Juga:Marah Islam Dihina, Arie Untung Rendahkan Tas Mahal Buatan Prancis

Panggil dubes

Anggota Komisi I DPR Sukamta mengapresiasi langkah Kementerian Luar Negeri yang telah memanggil Duta Besar Prancis untuk Indonesia dan menyampaikan kecaman terhadap pernyataan Macron yang dinilai telah menyudutkan agama Islam.

"Saya mengapresiasi positif kepada Kementerian Luar Negeri Indonesia yang telah memanggil Duta Besar Prancis pada Selasa (27/10) dan menyampaikan kecaman terhadap pernyataan Presiden Prancis," kata Sukamta.

Dia juga berharap pemerintah Indonesia proaktif untuk berkomunikasi dengan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam mendorong ada pernyataan bersama oleh organisasi tersebut untuk mengecam pernyataan Macron.

Sukamta meminta pemerintah melalui KBRI di negara-negara Eropa juga perlu meningkatkan pengawasan dan penjagaan kepada masyarakat Indonesia yang ada di sana.

"Karena sangat mungkin ucapan Macron itu akan meningkatkan kekerasan kelompok ultra kanan kepada kaum muslimin dan imigran," ujarnya.

Dia mengecam keras pernyataan Macron pada Jumat (23/10/2020) yang dinilai menyudutkan agama Islam dan membiarkan penerbitan ulang kartun Nabi Muhammad SAW oleh majalah Charlie Hebdo.

Menurut dia ucapan tersebut menunjukkan pikiran Macron kerdil dan dapat membahayakan upaya membangun dunia yang harmonis.

"Simbol agama adalah sakral bagi pemeluknya. Bagi umat Islam, Nabi Muhammad SAW adalah sosok paling penting. Ucapan Macron jelas melukai hati ummat Islam di seluruh dunia, kita sangat marah atas penghinaan ini," katanya.

Dia menilai pernyataan Macron telah memantik Islamofobia, juga mendorong kebencian terhadap pemeluk agama sehingga ucapannya telah menodai prinsip-prinsip kebebasan dan nilai-nilai universal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini