SuaraSumsel.id - Setiap tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri Nasional. Setelah lima tahun diperingati atau sejak ditandatagangani Keputusan Presiden (Keppres) Penetapan hari santri, perlu sedikit menilik ke belakang bagaimana sejarah Hari Santri tersebut.
Peringatan Hari Santri Nasional ini menjadi hal yang penting guna mengingatkan masyarakat tentang resolusi jihad KH Hasyim Asyari.
Resolusi jihad tersebut menggerakkan santri, pemuda, serta masyarakat untuk bergerak secara bersama, berjuang melawan pasukan kolonial yang puncaknya terjadi pada 10 November 1945 silam.
Peringatan Hari Santri ini mengisahkan Hasyim Asyari yang saat itu menjabat sebagai Rais Akbar PBNU, memutuskan melakukan resolusi jihad melawan pasukan kolonial di Surabaya, Jawa Timur.
Baca Juga:Kumpulan Kata-kata Ucapan Hari Santri 2020, Bisa Dikirim via Whatsapp
Keputusan tersebut ditetapkan setelah dirinya mendengar tentara Belanda yang berupaya kembali menguasai Indonesia dengan membonceng sekutu.
Para santri pun akhirnya meminta kepada Pemerintah supaya menentukan sikap dan tindakan agar tidak membahayakan kemerdekaan serta agama.
Pasalnya, perbuatan Belanda dan Jepang kepada Indonesia saat itu dianggap sebagai perilaku zalim bagi NU. Sejak menyerukan resolusi jihad tersebut, para santri dan rakyat melakukan perlawanan sengit dalam pertempuran di Surabaya.
Pimpinan Sekutu Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby tewas dalam pertempuran tersebut.
Kemudian Hari Santri Nasional juga dituangkan ke dalam Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 yang ditandatangani di Masjid Istiqlal, Jakarta.
Baca Juga:Supir Taksi Online Kena Bacok di Mapolrestabes, Ternyata Perkara Asmara
Dengan begitu, seluruh masyarakat bisa kembali mengingat perjuangan dan meneladankan semangat jihad para santri yang digelorakan para ulama.
Sumber : Suara.com