“Awalnya terasa canggung. Apalagi, jika yang diingatkan malah menjadi kesal, seperti terasa tidak terima,” katanya.
Termasuk, sambung ia, kepada pengendara ojek online.
Sebagai mahasiswa yang sering tidak membawa kendaraan pribadi, Mita ialah pengguna setia ojek online. Pilihan transportasi ini dinilai lebih praktis saat mensiasati kemacetan di kota Palembang.
“Apalagi, saya juga lagi mencoba jadi pedagang produk kain Palembang. Pilihan transportasi akan membantu mobilitas agar cepat sampai tujuan,” ungkap ia.
Baca Juga:KPU Sumsel Menilai Gugatan Petahana Ogan Ilir ke MA Sah
Tapi, ia sempat khawatir memilih ojek online pada situasi pandemi dengan alasan keamanan protokol kesehatan. Saat kota Palembang dua kali memberlakukan pembatasan sosial berskala besar, juga sempat menambah kekhawatiran ketika harus berkendara dengan ojek online.
“Jadi, dua kali PSBB pilihannya utama harus pakai mobil dan itu cukup merepotkan,” ucapnya.
Sejalan dengan upaya pembatasan sosial yang dikenalkan pemerintah yang lebih populer dengan budaya kehidupan normal baru atau new normal, banyak upaya adaptasi yang dilakukan berbagai pihak.
Seperti slogan selalu ada jalan. Penyedia aplikasi Gojek berupaya meningkatkan keamanan dan kenyamanan pelanggannya dengan tiga inovasi terbaru, yakni alat pelindung pengendara, fitur komitmen keamanan terhadap protokol J3K dan fitur foto selfie verifikasi masker.
Mita mengatakan sudah pernah mendapatkan ojek online yang memasang fasilitas combo shield dan pernah mencoba fitur selfie verifikasi masker.
Baca Juga:Musim Hujan, Ini Lima Wilayah Sumsel Berpotensi Longsor dan Puting Beliung
“Menurut saya, itu merupakan inisiatif dan inovasi yang menarik, karena kita juga diingatkan untuk saling menjaga kesehatan bersama. Sebuah gaya hidup baru,” tutup Mita.