Tasmalinda
Rabu, 24 Desember 2025 | 19:09 WIB
malam tahun baru di Palembang, Sumatera Selatan.
Baca 10 detik
  • Pemerintah Sumsel dan Pemkot Palembang melarang pesta besar Tahun Baru 2026, fokus pada refleksi dan doa bersama.
  • Ajakan ini merupakan bentuk solidaritas bagi korban bencana banjir dan longsor yang masih melanda wilayah Sumatera.
  • Masyarakat diimbau menjaga ketertiban umum, menghindari kerumunan, serta membatasi penggunaan petasan malam itu.

SuaraSumsel.id - Malam pergantian Tahun Baru 2026 di Palembang dipastikan tidak akan diwarnai pesta besar dan hura-hura. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan bersama Pemerintah Kota Palembang justru mengajak masyarakat mengisi malam tahun baru dengan doa bersama, refleksi, dan kepedulian sosial.

Ajakan tersebut disampaikan menyusul kondisi duka yang masih dirasakan di sejumlah wilayah Sumatera akibat banjir dan longsor. Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menegaskan, pergantian tahun seharusnya menjadi momentum untuk merenung dan menunjukkan empati, bukan sekadar merayakan pergantian kalender.

“Pergantian tahun adalah waktu yang tepat untuk merenung dan berdoa. Kita harus ingat, ada saudara-saudara kita yang sedang menghadapi musibah,” ujar Herman Deru.

Pemprov Sumsel dan Pemkot Palembang sepakat mendorong masyarakat agar tidak berhura-hura berlebihan. Sebagai gantinya, berbagai kegiatan doa bersama, zikir, shalawat, serta refleksi lintas agama akan digelar di sejumlah titik di Palembang dengan melibatkan komunitas keagamaan dan kelompok masyarakat.

Wali Kota Palembang, Ratu Dewa juga merencanakan hal serupa. Menurut ia, pendekatan spiritual dan kemanusiaan penting untuk menjaga kepekaan sosial, sekaligus memperkuat solidaritas di tengah masyarakat, terutama di saat sebagian wilayah Sumatera masih berjuang memulihkan diri dari bencana alam.

Selain ajakan doa bersama, pemerintah daerah juga mengingatkan masyarakat agar tetap menjaga ketertiban umum dan keselamatan selama malam pergantian tahun. Warga diminta menghindari kerumunan besar, membatasi penggunaan petasan, serta menjaga keamanan lingkungan masing-masing.

Langkah ini disebut sebagai bentuk solidaritas Palembang terhadap para korban banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Harapannya, doa dan kepedulian masyarakat Sumsel dapat menjadi kekuatan moral bagi para korban yang tengah menghadapi masa sulit.

Dengan semangat kebersamaan tersebut, malam Tahun Baru 2026 di Palembang diharapkan menjadi momen refleksi kolektif—bukan sekadar perayaan, melainkan pengingat bahwa empati dan kepedulian sosial adalah nilai yang harus terus dijaga.

Baca Juga: Belanja APBD Sumsel Lebih Kencang dari Nasional tapi Kenapa Pendapatan Masih Tertinggal?

Load More