Tasmalinda
Kamis, 18 Desember 2025 | 23:57 WIB
Proses produksi Semen Baturaja [Dok Humas PT. Semen Baturaja]
Baca 10 detik
  • PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) melaksanakan RUPSLB pada Kamis (18/12) di Jakarta untuk konsolidasi bisnis dan penguatan tata kelola.
  • RUPSLB menyetujui perubahan Anggaran Dasar, nama menjadi PT Semen Baturaja (Persero) Tbk, serta lokasi kedudukan di OKU, Sumatera Selatan.
  • SMBR menunjukkan kinerja solid hingga Kuartal III 2025, ditandai pertumbuhan penjualan 21 persen dan laba bersih melonjak 311 persen.

SuaraSumsel.id - PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), menegaskan langkah konsolidasi dan transformasi bisnisnya melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar di The East Tower Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (18/12). Rapat ini menjadi momentum penting bagi Perseroan untuk memperkuat tata kelola sekaligus memperluas ruang gerak strategis ke depan.

Dalam RUPSLB tersebut, pemegang saham menyetujui dua mata acara utama. Pertama, persetujuan perubahan Anggaran Dasar Perseroan sebagai bentuk penyesuaian terhadap regulasi dan kebijakan terbaru, termasuk Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2025 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (UU BUMN).

Tak hanya itu, RUPSLB juga menyepakati perubahan nama Perseroan menjadi PT Semen Baturaja (Persero) Tbk serta perubahan tempat kedudukan perusahaan yang kini berlokasi di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan. Langkah ini dipandang sebagai penguatan identitas korporasi sekaligus upaya mendekatkan pusat kendali perusahaan dengan wilayah basis produksinya.

Agenda kedua RUPSLB menyetujui pendelegasian kewenangan kepada Dewan Komisaris, dengan terlebih dahulu memperoleh persetujuan tertulis dari Pemegang Saham Seri B Terbanyak, untuk menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2026, termasuk perubahannya. Kebijakan ini diharapkan memberi fleksibilitas yang lebih adaptif dalam merespons dinamika bisnis dan industri.

Direktur Utama SMBR Suherman Yahya menegaskan bahwa seluruh keputusan RUPSLB merupakan bagian dari strategi memperkuat fondasi tata kelola perusahaan agar semakin selaras dengan perkembangan regulasi dan kebutuhan bisnis.

“Seluruh keputusan yang disetujui dalam RUPSLB ini merupakan bagian dari upaya kami memastikan penerapan Good Corporate Governance (GCG) senantiasa sejalan dengan ketentuan perundang-undangan dan kebijakan pemegang saham. Ini menjadi landasan penting bagi keberlanjutan kinerja dan transformasi bisnis Perseroan ke depan,” ujar Suherman.

Langkah strategis tersebut juga tercermin pada kinerja keuangan yang solid. Hingga Kuartal III 2025, SMBR mencatat volume penjualan semen sekitar 1,87 juta ton, tumbuh 21 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,54 juta ton. Pertumbuhan ini mendorong pendapatan Perseroan mencapai Rp1,78 triliun, meningkat 27 persen dari Rp1,41 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Dari sisi profitabilitas, kinerja SMBR menunjukkan lonjakan signifikan. Laba bersih tercatat sebesar Rp146,31 miliar, melonjak 311 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp35,61 miliar. Sementara itu, EBITDA mencapai Rp383,53 miliar, tumbuh 46 persen dari Rp262,15 miliar.

Capaian ini memperkuat struktur laba dan menjaga arus kas Perseroan di tengah tekanan industri semen nasional yang masih penuh tantangan.

Baca Juga: Lengkap! Ini Peta Jalan Tol Trans-Sumatera di Sumsel 2025 & Daftar Gerbang Tolnya

Tak hanya fokus pada kinerja finansial, SMBR juga menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan. Hingga Kuartal III 2025, intensitas emisi karbon berhasil ditekan menjadi 562,92 kgCO/ton CEM eq, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Indeks faktor terak semen PCC turut turun menjadi 58,22 persen, sementara pemanfaatan Alternative Fuel & Raw Material (AFR) meningkat menjadi 120.989 ton, atau tumbuh 22 persen secara tahunan.

Vice President of Corporate Secretary SMBR Hari Liandu menyebut capaian tersebut merupakan hasil konsistensi Perseroan dalam menjalankan strategi cost leadership dan operational excellence secara menyeluruh.

“Pertumbuhan kinerja ini merupakan dampak dari penerapan operational excellence di berbagai lini, mulai dari optimalisasi cost to serve, perolehan tarif logistik yang lebih efisien, pengendalian faktor terak, hingga peningkatan pemanfaatan bahan bakar dan bahan baku alternatif, serta sinergi dengan SIG selaku induk usaha,” kata Hari.

Dengan fondasi tata kelola yang diperkuat dan kinerja yang terus tumbuh, SMBR menatap periode mendatang dengan strategi yang lebih luwes, adaptif, dan berkelanjutan di tengah dinamika industri semen nasional.

Load More