Tasmalinda
Selasa, 04 November 2025 | 21:16 WIB
Gubernur Riau, Abdul Wahid dan Ustaz Abdul Somad (UAS). [IG/@ustadzabdulsomad_official]
Baca 10 detik
  • Ustaz Abdul Somad menulis pesan spiritual tentang Gubernur Riau Abdul Wahid yang terjerat OTT KPK.

  • UAS mengingatkan bahwa kekuasaan hanyalah ujian dan semua terjadi karena takdir Allah.

  • Unggahan UAS viral di media sosial dan membuat publik terharu serta terpecah dalam menafsirkan pesannya.

SuaraSumsel.id - Di tengah kabar Gubernur Riau Abdul Wahid terjerat OTT KPK, unggahan Ustaz Abdul Somad (UAS) mendadak jadi sorotan publik. Bukan sekadar klarifikasi, tulisannya justru berisi pesan spiritual dan refleksi kehidupan yang membuat warganet terdiam.

Lewat gaya tutur khasnya, UAS tidak membela, tapi mengajak umat untuk merenung tentang takdir, ujian kekuasaan, dan arti keikhlasan.

Berikut 5 hal paling menyentuh dari pesan UAS yang viral di media sosial

1. Mengisahkan Asal-Usul Sederhana Sang Gubernur

UAS memulai tulisannya dengan kisah masa kecil Abdul Wahid, sahabatnya yang lahir di Simbar, Indragiri Hilir. Ia menyebut Wahid sebagai anak yatim yang berjuang keras menempuh pendidikan, hingga menjadi pemimpin tertinggi di Riau.

“Anak yatim. Dikirim ibunya mondok ke Canduang. Jadi kuli bangunan untuk biaya kuliah. Numpang di kantor PKB,” tulis UAS.

Kalimat itu menggambarkan perjalanan panjang dari bawah, yang kini justru dihadapkan pada ujian berat di puncak kekuasaan.

2. Menyebut Politik Sebagai “Laut dengan Angin Kencang”

Dalam unggahan itu, UAS menggambarkan dunia politik dengan metafora yang tajam namun puitis. “Laut politik dengan angin kencang, karang tajam, dipukul ombak, dihempas gelombang.”

Baca Juga: 5 Fakta Kinerja Tangguh Bank Sumsel Babel, Pertahankan Peringkat idA+ dari PEFINDO

Ungkapan ini menjadi kalimat paling banyak dibagikan di media sosial, karena dianggap mewakili realitas pahit dunia politik yakni penuh godaan, risiko, dan badai moral.

3. Menegaskan bahwa Kekuasaan Hanyalah Ujian

UAS tidak menyinggung proses hukum, tetapi menekankan bahwa jabatan dan kekuasaan hanyalah ujian sementara.

Ia menulis dengan nada lembut namun dalam makna, seolah berbicara langsung kepada pejabat publik.

“Kekuasaan bukan jaminan keselamatan, tapi ladang ujian bagi yang diberi amanah.”

Banyak warganet menilai pesan ini sebagai pengingat moral di tengah hiruk-pikuk politik, bukan sekadar pembelaan terhadap sahabatnya.

Load More