Tasmalinda
Selasa, 07 Oktober 2025 | 23:11 WIB
demo SMK negeri 1 indralaya selatan
Baca 10 detik
  • Ribuan siswa SMKN 1 Indralaya Selatan menggelar aksi mogok belajar untuk menuntut pencopotan kepala sekolah.

  • Para siswa menuduh kepala sekolah bersikap arogan, tidak transparan, dan gagal memajukan sekolah.

  • Dinas Pendidikan Sumatera Selatan akan membentuk tim investigasi untuk menyelidiki akar permasalahan.

SuaraSumsel.id - Pemandangan yang sangat tidak biasa dan penuh ketegangan terjadi di halaman SMKN 1 Indralaya Selatan, Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Ribuan siswa, yang seharusnya berada di dalam kelas untuk belajar, justru tumpah ruah ke lapangan, menggelar aksi mogok belajar besar-besaran.

Target mereka hanya satu yakni menuntut Kepala Sekolah mereka, Dancik, untuk dicopot dari jabatannya. Aksi "pemberontakan" massal ini sontak menjadi viral di media sosial. Dalam serangkaian video yang beredar, terlihat lautan siswa berseragam memenuhi setiap sudut halaman sekolah.

Mereka membawa spanduk dan poster buatan sendiri yang berisi tuntutan dan kekecewaan, sambil meneriakkan yel-yel yang menuntut keadilan. Ini bukanlah sekadar aksi iseng, melainkan puncak dari akumulasi frustrasi yang sudah lama terpendam. Para siswa merasa suara mereka tidak pernah didengar, dan aksi mogok belajar ini menjadi "senjata" pamungkas mereka.

Dosa-Dosa' Kepala Sekolah yang Memicu Amarah

Lantas, apa yang membuat ribuan siswa ini begitu marah hingga nekat menggelar aksi sebesar ini? Berdasarkan orasi dan tuntutan yang mereka suarakan, ada beberapa "dosa" utama yang dituduhkan kepada Kepala Sekolah Dancik:

  1. Sikap Arogan dan Tidak Mau Mendengar: Para siswa menilai kepala sekolah mereka memiliki sikap yang arogan dan tidak pernah mau diajak berdialog untuk mendengarkan aspirasi dari murid-muridnya.
  2. Kebijakan yang Merugikan: Sejumlah kebijakan yang dibuat oleh Dancik dianggap tidak pro-siswa dan justru memberatkan, meskipun detail spesifiknya masih didalami.
  3. Kurangnya Transparansi: Ada dugaan mengenai kurangnya transparansi dalam pengelolaan dana dan program sekolah, yang menimbulkan kecurigaan di kalangan siswa dan wali murid.
  4. Gagal Memajukan Sekolah: Selama kepemimpinannya, para siswa merasa tidak ada perubahan atau kemajuan signifikan yang dirasakan di SMKN 1 Indralaya Selatan. "Kami sudah tidak tahan lagi! Kami butuh pemimpin yang mau mendengar, bukan yang hanya memerintah!" teriak salah seorang siswa dalam orasinya. 

Situasi Memanas

Melihat jumlah massa yang begitu besar dan situasi yang berpotensi eskalasi, aparat kepolisian dari Polsek Indralaya Selatan pun turun tangan untuk melakukan pengamanan. Mereka berjaga di sekitar lokasi untuk memastikan aksi berjalan dengan tertib dan tidak berubah menjadi anarkis.

Pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Sumatera Selatan dilaporkan telah mengetahui insiden ini dan akan segera membentuk tim untuk melakukan investigasi.

Mereka berjanji akan memanggil semua pihak terkait, mulai dari perwakilan siswa, para guru, hingga Kepala Sekolah Dancik sendiri, untuk mencari tahu akar permasalahan yang sebenarnya.

Baca Juga: Gelora Sriwijaya Bergemuruh! PORNAS XVII Korpri di Sumsel Catat Peserta Terbanyak Sepanjang Sejarah

Kisah "pemberontakan" siswa di Ogan Ilir ini menjadi cerminan dari meningkatnya keberanian generasi muda untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka.

Mereka tidak lagi pasif menerima kebijakan, melainkan aktif menuntut hak mereka untuk mendapatkan lingkungan belajar yang adil, transparan, dan dipimpin oleh sosok yang benar-benar peduli pada masa depan mereka.

Load More