SuaraSumsel.id - Ketimpangan pendapatan di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) terus menunjukkan perbaikan signifikan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel per Maret 2025, nilai Gini Ratio tercatat hanya 0,311—angka terendah dalam 14 tahun terakhir.
Penurunan ini mencerminkan membaiknya distribusi pendapatan di Bumi Sriwijaya, dengan tren yang konsisten sejak 2021.
Pada Maret 2021, Gini Ratio Sumsel masih berada di angka 0,341, kemudian secara bertahap menurun hingga mencapai titik terendah saat ini.
BPS Sumatera Selatan mencatat, 40 persen penduduk dengan pengeluaran rendah kini mampu menyerap 21,27% dari total pendapatan di Sumsel.
Angka ini menempatkan Sumsel dalam kategori ketimpangan rendah menurut standar Bank Dunia—di mana ketimpangan rendah berarti 40% penduduk termiskin memperoleh lebih dari 17% total pendapatan daerah.
Sementara itu, kelompok 40% penduduk berpengeluaran menengah menguasai 39,33% pendapatan, dan 20% penduduk berpengeluaran tinggi menerima 39,41% pendapatan.
Komposisi ini menunjukkan jarak yang relatif seimbang antara kelompok pendapatan.
Mengacu pada Ukuran Bank Dunia
Baca Juga: Defisit Rp108 Miliar? APBD Sumsel 2025 Direvisi Demi Pembangunan Lebih Tepat Sasaran
Bank Dunia mengklasifikasikan ketimpangan menjadi tiga kategori:
Tinggi, jika 40% penduduk termiskin hanya menguasai <12% total pendapatan.
Sedang, jika penguasaan pendapatan berada di kisaran 12–17%.
Rendah, jika penguasaan pendapatan di atas 17%.
Dengan pencapaian 21,27%, Sumsel masuk kategori paling ideal—ketimpangan rendah—yang menunjukkan distribusi ekonomi berjalan cukup merata.
Apa Itu Gini Ratio?
Gini Ratio adalah indikator untuk mengukur ketimpangan distribusi pendapatan.
Nilai 0 berarti pemerataan sempurna, di mana setiap orang menerima pendapatan yang sama.
Nilai 1 berarti ketimpangan sempurna, di mana pendapatan hanya dikuasai satu pihak saja.
Semakin rendah angka Gini Ratio, semakin merata distribusi pendapatan masyarakat.
Berita Terkait
-
Defisit Rp108 Miliar? APBD Sumsel 2025 Direvisi Demi Pembangunan Lebih Tepat Sasaran
-
13 Cabor, Ribuan Peserta! Ini Persiapan Sumsel Jadi Tuan Rumah Pornas Kopri 2025
-
Sumsel Sahkan 3 Perda Besar, Apa Saja Isinya dan Dampaknya untuk Warga?
-
Rute Baru Angkutan Batu Bara di Sumsel, Sungai Lematang Jadi Jalur Emas dari Tambang ke Musi
-
152 Titik Api Kepung Sumsel, Ogan Ilir Jadi Zona Merah Paling Berbahaya
Terpopuler
- Usai Jokowi, Kini Dokter Tifa Ungkit Ijazah SMA Gibran: Cuma Punya Surat Setara SMK?
- Jay Idzes Pakai Jam Tangan Rolex dari Prabowo saat Teken Kontrak Sassuolo
- Cari Bedak Murah yang Mengandung SPF? Cek 5 Rekomendasinya, Mulai Rp20 Ribuan
- 4 Rekomendasi Moisturizer Vitamin C untuk Wajah Cerah Bebas Flek Hitam, Harga Terjangkau
- Belanja Seru di BFF Festival 2025, Tiket Hemat 30% via BRImo
Pilihan
-
Liverpool Beri Jalan Mees Hilgers ke Premier League
-
Bobotoh Diminta Serbu GBLA! Marc Klok: Di Bandung, Lawan Tidak Akan Dapat Apa-Apa!
-
Dua Raksasa Properti Jepang Kajima & Mitsubishi Dikabarkan Incar Saham Diamond Citra Propertindo
-
Penonton Kecewa! Kelme Telat Kirim, Persib Main Laga Penting Tanpa Jersey Anyar
-
Momen Kapal Tentara China Hancurkan Sekutu Sendiri saat Kejar Pasukan Filipina
Terkini
-
8 Tuntutan Anak Sumsel di HAN 2025, dari Stop Pernikahan Dini hingga Internet Gratis di Desa
-
Rekrutmen BFLP 2025 Dibuka dengan Konsep Lebih Segar dan Relevan bagi Generasi Muda
-
Dendam Karena Omongan, Pedagang Siomay Sewa Pikap Curi Gerobak Saingannya di Palembang
-
Kenalkan Si Biduk! Maskot Festival Perahu Bidar Palembang yang Siap Ramaikan Sungai Musi
-
Bukit Asam Antar 19 Anak Muda Raih Kursi Kuliah Impian Lewat BIDIKSIBA 2025