Wakos Reza Gautama
Senin, 28 Juli 2025 | 19:51 WIB
Ilustrasi tips membuat anak malas menjadi rajin belajar. [pexels/olia]

4. Terapkan Teknik "Beat The Clock" (Gamifikasi)

Anak-anak suka tantangan dan permainan. Gunakan timer dan buat tantangan singkat. "Yuk, kita lihat dalam 20 menit kamu bisa selesaikan berapa soal latihan!"

Setelah itu, berikan jeda istirahat 5-10 menit. Teknik ini (mirip Pomodoro) membuat tugas yang berat terasa lebih ringan dan melatih fokus dalam interval pendek.

5. Jadilah "Partner Belajar," Bukan "Mandor"

Daripada hanya menyuruh "Sana belajar!", coba katakan, "Yuk, kita kerjakan PR bareng. Bunda kerja di samping kamu ya." Duduklah di dekatnya, tunjukkan antusiasme pada apa yang ia pelajari.

Kehadiran Anda yang suportif mengubah belajar dari kewajiban yang sepi menjadi aktivitas yang terhubung.

6. Pecah "Tugas Raksasa" Menjadi "Langkah-Langkah Kecil"

Melihat setumpuk PR atau materi ujian bisa membuat anak langsung merasa kewalahan dan malas memulainya. Bantu ia memecah tugas besar menjadi bagian-bagian kecil yang bisa dikelola.

"Oke, hari ini kita selesaikan bagian A dulu. Besok baru bagian B." Setiap langkah kecil yang berhasil diselesaikan akan memberikan suntikan dopamin dan motivasi untuk melanjutkan.

Baca Juga: Anak Nempel Terus Sama Gadget? Ini 8 Jurus Ampuh 'Digital Detox' untuk Si Kecil

7. Berikan Kendali dan Pilihan Terbatas

Anak yang merasa punya kendali akan lebih termotivasi. Berikan ia pilihan. "Kamu mau kerjakan PR Matematika dulu atau Bahasa Indonesia?" atau "Kamu lebih suka belajar sambil dengar musik instrumental atau dalam hening?" Memberi pilihan membuat mereka merasa dihargai dan memiliki otonomi atas proses belajar mereka.

8. Rayakan Setiap Kemajuan, Sekecil Apapun!

Jangan menunggu hingga ia mendapat ranking 1 untuk memberikan apresiasi. Apakah ia berhasil menyelesaikan PR tanpa disuruh? Rayakan! Apakah nilainya naik dari 6 menjadi 7? Rayakan!

Pujian spesifik dan perayaan kecil (bukan selalu berupa hadiah materi) adalah bahan bakar terbaik untuk meningkatkan prestasi anak.

Ingat, perjalanan ini adalah maraton, bukan sprint. Tujuannya bukan hanya selembar kertas bertuliskan "Peringkat 1," melainkan membangun fondasi kecintaan belajar yang akan ia bawa seumur hidupnya.

Load More